Kadang Saya berpikir, sudah 7 Presiden yang Kita miliki, memang baru SBY yang dipilih secara langsung, dengan 2 Kali pemilihan Presiden dan 2 Kali SBY yang terpilih. Selepas pemilihan tidak ada situasi yang berubah, beda pilihan tidaklah merusak pertemanan Juga persaudaraan, tapi selepas Pemilihan Presiden 2014 semua situasi berubah, Serasa ada Diplanet lain.
Pilihan menjadi pemisah, pemilih Prabowo Serasa Ada didunianya sendiri, begitu Juga pemilih Jokowi, dan bukan cuma itu, Ulamanya pun seperti punya Ulama masing-masing, yang pemilih Prabowo panutannya Ulama yang tergabung didalam Alumni 212, sementara pemilih Jokowi Ulama yang menjadi panutannya Ulama yang dekat sama Jokowi.
Kebencian pemilih Prabowo terhadap Jokowi bukanlah kebencian yang biasa, tapi kebencian yang sudah mengarah secara fisik, dan tidak Ada sama sekali kepercayaan mereka kepada Presiden Jokowi secara Rohani, sehingga fitnah pun bertebaran soal kerohanian Presiden Jokowi, padahal secara Rohani pilihan mereka tidak lebih baik dari Jokowi.
Sering Kali cemoohan bersifat fisik diarahkan kepada Presiden Jokowi, mereka tidak pernah berpikir bahwa yang mereka cemooh ada Ciptaan Tuhan sebagaimana mereka Juga, bukankah mencemooh Ciptaan Tuhan itu sama halnya dengan mencemooh Tuhan itu Sendiri ?
Semakin Hari Saya merasa berada Diplanet lain, bukan lagi seperti dinegeri dimana Saya dilahirkan, Negeri yang hanya terpecah karena bertebaran fitnah Ala Jahiliyah, kenapa Negeri yang rukun ini bisa terbelah hanya karena perbedaan pilihan, apa tidak Ada lagi yang bisa mempersatukan ? Banyak sekali ulama dinegeri ini, tapi dengan kepentingannya sendiri-sendiri, Juga banyak Umara, tapi sama saja sibuk dengan kepentingan entah apa.
Kita hidup dinegara yang sama, dengan pemimpin yang sama, Juga dengan Ulama yang sama, apa yang sudah mengadu domba Kita,? Masak sih hanya karena perbedaan pilihan Kita terbelah menjadi Dua, bencilah kepada Presiden Jokowi karena kebijakannya, bukan karena fisiknya, setiap Pemimpin itu adalah Ujian bagi rakyatnya, Dan rakyat adalah cerminan pemimpinnya.
Yang Tuhannya sama, kitab yang dibaca sama, Dan Sunnah yang diamalkan Juga sama, namun pehamannya berbeda-beda, karena apa ? Karena yang menuntun ajarannya yang berbeda-beda, padahal anjurannya mengikuti ajaran Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, kenapa penerapannya berbeda-beda, sama mengikuti Akhlak Rasulullah, tapi dalam aplikasinya tidaklah begitu.
Inilah yang harus Kita renungi diujung jaman sekarang ini, betapa Kita sudah mengikuti nafsu sendiri-sendiri, Kita tidak berkaca pada cermin yang sama, kita berpedoman kepada keyakinan Kita masing-masing, meskipun keyakinan tersebut semuanya mengajak pada kebaikan dan kebenaran, entah siapa yang Kita ikuti sebenarnya, dengan pedagang Agama pun Kita mudah terpedaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H