Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mudahnya Ratna Telepon Anies Baswedan

4 April 2018   07:52 Diperbarui: 4 April 2018   08:22 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah 6 bulan menduduki jabatan Gubernur DKI Jakarta, Anies mulai menghadapi famrih para pendukung yang merasa berjasa atas keterpilihannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, memang famrih tersebut berbagai Cara diungkapkan oleh para pendukungnya, mulai dari porsi jabatan sampai pada menuntut fasilitas dan perhatian khusus, bahkan kemudahan-kemudahan pelayanan.

Satu hal yang akan menjadi preseden buruk bagi penegakan peraturan dan kebijakan Pemerintah DKI soal Parkir kendaraan tidak pada tempatnya, seorang Ratna Sarumpaet (RS), yang kebetulan kendaraannya diderek oleh petugas Dishub, mencak-mencak tidak bisa terima kendaraannya diderek, dan mengancam akan menelpon Anis Baswedan, meskipun diancam begitu namun petugas tetap melaksanakan tugasnya sesuai dengan Perintah dan aturan yang berlaku.

Dengan bangganya RS bisa tersambung langsung dengan penguasa daerah, dan direspon secara langsung oleh staff Gubermur, sehingga kendaraan RS pun dilepas dan dikembalikan, diantar langsung oleh petugas Dishub. Ini sebuah contoh buruk penegakan hukum, dimana seseorang dengan mudah bisa meminta fasiltas khusus meskipun dinyatakan melanggar aturan yang diterapkan Pemerintah DKI Jakarta, dan kejadian ini menjadi pemberitaan yang hangat dimasyarakat.

Kenapa RS tidak menerima diperlakukan seperti itu oleh petugas Dishub, apakah karena dia merasa diposisi yang benar,? atau hanya karena dia merasa dipermalukan dan merasa tidak pantas menerima perlakuan tersebut, seharusnya sebagai teman Gubernur sekalipun, dia tetap menerima perlakuan tersebut Demi menjaga Marwah jabatan Gubernur yang nota bene sahabatnya, karena kejadian tersebut diruang publik.

Kalau pun RS mau diperlakukan khusus karena kedekatannya dengan Gubernur, harusnya RS bisa telpon Anies setelah mobilnya diderek, dan itupun tidak perlu dipamerkan bahwa dia bisa dengan mudah perintahkan Gubernur yang sahabatnya untuk melepaskan mobilnya, karena dampak buruk dari penegakan aturan Pemprov DKI dianggap tebang pilih.

Sebagai aktivis yang sering meneriakkan persoalan Good Government, seharusnya RS memberikan teladan kepada masyarakat agar patuh pada aturan Pemerintah, mengharapkan tegaknya aturan haruslah Juga memberikan contoh bagaimana seharusnya mematuhi aturan, bukan malah membuat Pemerintah tidak patuh pada aturan yang dibuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun