[caption caption="gambar : merdeka.com"][/caption]
Apa yang salah jika sebuah piala terbuat dari kayu, apakah nilainya akan bertambah kalau piala tersebut dilapisi emas,? Tidak juga, sebuah nilai itu ada atau tidak ada terhadap sebuah benda, tergantung bagaimana "Hati" bisa menghargainya. Orang-orang yang bijak dan mempunyai nilai, akan sangat mudah menghargai sesuatu, dia tidak akan melihat secara fisik sebuah benda untuk bisa dia hargai.
Sebuah Piala akan tetaplah dianggap sebagai penghargaan atas sebuah prestasi, mau terbuat dari apapun benda tersebut. Kalau saja kita bisa menghargai betapa tinggi dan mahalnya nilai kayu jati, maka kita tidak akan menganggap rendah Nilai Piala Presiden yang terbuat dari kayu jati pilihan, yang konon berusia 80 tahun dan dibuat oleh secara spesial oleh seorang Seniman Bali yang bernama Lasem.
Mau terbuat dari apapun sebuah piala, tetap saja adalah buah karya seorang seniman, adalah Ida Bagus Ketut Lasem, perajin asal Desa Kemenuh, Kabupaten Gianyar, Bali, yang  dipercaya membuat tropi untuk juara sepak bola Piala Presiden. Selama sebulan dia mengerjakan trofi tersebut.
Seperti dilansir Antara, Ida menuturkan bagaimana sulitnya membuat piala tersebut. Selama proses pengerjaan, kendala utama yang dia dihadapi adalah membuat proporsional bentuk piala setinggi 60 sentimeter dengan berat 15 kilogram dan lebar 25 centimeter.yang memiliki jiwa seni, seorang seniman yang mendedikasikan kreatifitasnya untuk melahirkan sebuah benda yang dijadikan penghargaan.Â
Mungkin saja saat ini Piala Kayu tersebut akan dipandang rendah oleh sebagian orang-orang yang tidak memiliki kemampuan menghargai sebuah karya cipta, tapi sejarah akan mengajarkan nanti, betapa bernilainya sebuah Piala yang memiliki cita rasa seni yang tinggi.
Lagi-lagi kita memaknai dan menghargai sesuatu dengan nilai secara fisik, kita masih senang melihat dan menilai sesuatu yang tampak luar, padahal mau terbuat dari apa pun sebuah piala, secara simbolis nilainya hanyalah sebuah penghargaan.
Sebuah penghargaan kalau dilihat tidak hanya secara fisik, maka penghargaan tersebut bagi orang-orang yang "Punya Nilai" akan sangat berharga, tapi sebaliknya bagi orang yang tidak bernilai apa-apa, maka dia akan mengukur sebuah penghargaan berdasarkan wujud fisiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H