Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Salim Kancil yang "Pandai Membaca"

8 Oktober 2015   07:39 Diperbarui: 8 Oktober 2015   08:23 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="gambar: www.radarpekalongan.com"][/caption]

Banyak orang dikampungnya yang bisa Baca Tulis, namun sayangnya tidak bisa "Membaca," berbeda dengan Salim Kancil yang tidak bisa baca tulis, tapi dia memiliki kepekaan dan kepedulian untuk membaca bahaya dan ancaman yang diakibatkan oleh penambangang pasir ilegal. Kepekaan itulah yang menyebabkan Salim mau berjibaku melawan mafia tambang pasir didesanya.

Kronologis pembantain Salim mungkin sudah banyak ditulis, dalam tulisan ini penulis ingin melihat dari sudut pandang yang lain, yang lebih menyangkut kepada sikap dan mentalitas personal yang terlibat dalam kasus Pembantaian akibat dari penambangan pasir ilegal tersebut, dimana diduga yang terlibat bukan saja hanya kepala desa, tapi juga aparat keamanan dan juga wakil rakyat.

Siapa yang menyangka sosok yang bersahaja, yang tidak bisa Baca Tulis seperti Salim Kancil tersebut memiliki kecerdasan diatas rata-rata para pelaku kejahatan didesanya, dengan keterbatasannya dia sadar betul kalau dianugerahkan Yang Maha Kuasa sifat kebaikan untuk membela kepentingan bersama, sementara orang-orang yang notabene memiliki kedudukan dan kekuasaan malah hanya berpikir untuk kepentingan pribadi, bahkan berniat melakukan penganiayaan.

Salim Kancil adalah Martir yang menyadarkan, dan membuka mata orang-orang dikampungnya, bahwa berkorban nyawa memang sudah diniatkannya, dia sudah siap mati untuk menumpas segala bentuk kejahatan didesanya, mungkin hanya sedikit orang yang sanggup menjadi seperti salim didesa itu, dan dia melihat hanya Tosan sahabatnya yang bisa dia ajak untuk memerangi tambang pasir ilegal didesanya.

Ternyata Nyawa memang tidak semahal Tambang Pasir, Salim harus mengorbankan nyawanya untuk membuka mata orang-orang dikampungnya, ada orang yang bisa begitu kaya hanya karena menjarah kekayaan alam desanya, sementara mereka yang bergelut dengan kemiskinan terancam masa depannya. Salim akan menjadi sebuah monumen perjuangan rakyat didesanya, yang menjadi tumbal bisnis besar orang-orang besar.

Tambang pasir ilegal itu memang harus ditutup kalau tidak bisa mensejahterakan penduduk didesa, karena Tuhan  menganugerahkan kekayaan alam untuk mensejahterkan ummatnya, dan negara pun mengamanatkan sumber kekayaan alam untuk kesejahteraan bersama, bukan untuk kesejahteraan sekelompok orang. Semoga apa yang menjadi pengorbanan Salim Kancil menginspirasi penduduk didesanya, membuka mata mereka untuk melawan ketidakadilan. (ajinatha)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun