[caption id="" align="aligncenter" width="648" caption="foto : s9.postimage.org"][/caption] Pernyataan Anggota DPRD DKI Jakarta, Ahmad Husein Alaydrus yang menilai Jokowi gagal memimpin Jakarta terkesan sangat picik dan tolol, karena bagaimana mungkin bisa menilai seseorang yang baru memimpin DKI Jakarta dua bulan sudah dianggap gagal. Terlalu dini menganggap Jokowi gagal, meski pun Jokowi memang belum bisa diyakini berhasil memimpin Jakarta. Pernyataan politisi Demokrat ini terkesan seperti pernyataan anak "Alay" yang cuma asal goblek, dan bukanlah pernyataan seorang yang patut menjadi politisi. Pernyataan yang penuh rasa sentimen tidak didasari argumentasi dan solusi yang bisa membantu memecahkan persoalan bersama. Jelas pernyataan ini didasari rasa sakit hati, karena tidak terpilihnya Foke kembali memimpin Jakarta. Hal ini bisa dibuktikan dari pernyataannya yang jelas-jelas membandingkan Jokowi dan Foke, seperti yang dikatakannya pada Merdeka.com : "Salahnya Jokowi, rakyat Jakarta milih Jokowi. Kalau Foke (Fauzi Bowo) sudah tahu trik-triknya," kata anggota Komisi C DPRD Achmad Husein Alaydrus kepada merdeka.com, Minggu (23/12). Kalau seperti Alaydrus yang Alay ini semua kualitas politisi kita, maka bisa dibayangkan kegaduhan politik seperti apa yang setiap saat akan terjadi diwilayah DKI Jakarta ini. Seharusnya sebagai seorang politisi tidak selalu harus menghambat atau mencerca lawan politik, tapi lebih mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan politik partainya. Bagaimana mungkin politisi seperti ini bisa berpikir untuk kepentingan bangsa kalau yang dipikirkan semata kepentingan partainya. Kalau politisi seperti Alaydrus ini tidak dibendung oleh Demokrat, maka akan semakin jebloklah demokrat diwilayah DKI Jakarta pada Pemilu 2014 nanti. Karena tidak bisa dipungkiri, tingkat keterpilihan Jokowi itu didukung oleh mayoritas penduduk DKI Jakarta, maka secara politis dukungan massa terhadap Jokowi sangatlah besar, mencerca Jokowi sama halnya dengan Bunuh Diri, inilah yang kurang disadari oleh politisi demokrat di DPRD DKI Jakarta. Menjelang Pemilu 2014, seharusnya politisi demokrat pandai memanfaatkan momentum, bukanlah membuka peluang untuk berseteru. Mengungkit-ngungkit hasil Pilkada DKI Jakarta bukanlah sesuatu yang efektif bagi demokrat untuk mencari simpati. Pilkada DKI Jakarta adalah sebuah kontestasi yang memperlihatkan kegagalan demokrat dalam meraih simpati masyarakat. Pernyataan-pernyataan yang Alay haruslah dihindarkan, itu kalau demokrat ingin memperbaiki Citranya. Sumber tulisan : http://m.merdeka.com/jakarta/banjir-lumpuhkan-jakarta-jokowi-dianggap-gagal.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H