Saling membantah setelah mengeluarkan pernyataan itu lagu lama, dan itu permainan yang mudah sekali terbaca. Seperti yang terjadi dikepolisian sekarang ini, kemarin ada petinggi Polri yang mengatakan bahwa, kepolisian melakukan penyadapan terhadap pembicaraan Pimpinan KPK, lalu hari ini pun dibantah oleh petinggi Polri yang lainnya.
Seperti halnya juga sering terjadi di Partai Politik, hari ini ada petinggi partai yang mengatakan begini-begitu, maka besoknya pun langsung dibantah oleh petinggi partai lainnya, dari partai yang sama. Inilah trik-trik untuk mengaburkan sebuah pernyataan, agar kenyataan yang sebenarnya terjadi cepat terabaikan.
Banyak contoh kasus lainnya yang menggunakan pola yang sama. Seperti halnya Testimoni Antasari Azhar tentang keterlibatan SBY dalam pertemuan Bailout Century di Istana, padahal sebelumnya SBY pernah mengakui tidak pernah tahu tentang adanya Bailout Century. Sekarang ramai-ramai staf SBY membantah tentang adanya pertemuan tersebut.
Beraninya mengeluarkan bantahan tersebut tentunya dikarenakan sumua hal yang dibantah akan sulit dibuktikan, mereka sangat tahu bahwa sumber kekuatan dan kekuasaan ada dipihak mereka. Pola pendzoliman penguasa dengan menyalahkan yang benar, dan membenarkan yang salah, adalah pola politik untuk melindungi penguasa.
Saling membantah seakan tidak masalah sudah menjadi prilaku semua yang menjadi penguasa, berkuasa atas sebuah otoritas yang memang sulit untuk dicampuri, karena semua sudah dilindungi secara kolektif oleh alat penguasa. Dari luar kita hanya bisa melihat dan menilai tindakan mereka, namun tidak bisa mengambil tindakan hukum, karena hukum sudah berpihak pada siapa yang berkuasa.
Para Durjana kekuasaan hanya bisa ditindak oleh Yang Maha Kuasa, Yang Maha Kuasa pulalah yang mengetahui sampai dimana ujung dari kekuasaan mereka. Dan kita yang diluar ring kekuasaan hanya bisa berdoa, semoga mereka menerima Hukuman yang pantas DariNya, karena hanya Dialah Hakim yang seadil-adilnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H