Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Membuka Aib Sendiri Demi Popularitas

4 April 2012   06:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:03 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah dunia keartisan kita sekarang ini, membuka aib diri sendiri demi mencapai populeritas dan kilauan jepretan kamera wartawan juga liputan infotainment, akhirnya menelanjangi diri sendiri dan mengakui berselingkuh dengan suami orang dipaparkan dengan ringan tanpa beban, beban moralitas seakan tidak lagi perlu dijaga, populeritas sudah dianggap sesuatu yang mampu mengisi pundi-pundi kekayaannya.

Miris melihat pengakuan Nikita Mirzani, artis seronok yang selalu mengumbar aurat tubuhnya di media, yang membuka perselingkuhannya dengan Indra Birowo sangat enteng dihadapan media, seakan tanpa beban, tanpa rasa bersalah, dan tidak memikirkan apa yang diucapkannya akan berakibat patal bagi rumah tangga Indra Birowo.

Beginilah artis karbitan yang tidak memiliki modal yang cukup untuk mencapai ketenaran, sehingga mencari jalan pintas mencari ketenaran dengan menebar berbagai gosip agar mendongkrak kepopulerannya. Image buruk bukanlah sesuatu yang ditakutkan, malah justeru dianggap sesuatu yang mampu mengangkat kepopuleran.

Sebagai illustrasi saya ingin memberikan gambaran situasi saat Christine Hakim memulai menapak karir, secara fisik saat itu tidak ada yang menarik dari seorang Christine Hakim, dadanya tipis hanya saja fisiknya tinggi. Tapi Almarhum Teguh Karyalah orang yang sangat tahu potensinya, dibawah gemblengan Teguh Karyalah karir akting Christine Hakim terasah, ya itulah kekuatan dan nilai jualnya Christine hakim, makanya sampai sekarang masih tetap eksis sebagai artis yang memiliki kekuatan akting dan karakter.

Tapi coba kita lihat sekarang, berani pamer dada, berani bicara seronok, mengumbar aurat didepan media, maka akan dengan mudah terdongkrak populeritasnya, sementara kemampuan lainnya tidak ada-apanya, selain hanya sebagai objek pemuas mata. Setiap orang berhak mencari populeritas, tapi jika mencari populeritas dengan mengorbankan orang lain, rasanya sungguh tidak pantas, capailah sesuatu dengan cara yang wajar dan tidak merugikan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun