Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Surat Sakti RI 1 untuk Suntik Mati

10 Desember 2011   07:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:35 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang sahabat saya baru saja bercerita tentang keinginannya untuk disuntik mati, keinginan itu diakui jauh sebelum ada kejadian Mahasiswa didepan istana negara. Dia menceritakan ini pada saya juga karena membaca status saya di Facebook yang saya tulis begini :

"Semoga tidak ada lagi yang bakar diri..karena bakar diri bukanlah cara yang tepat melawan Tirani..Biarkan Istana tidak peduli..tapi kita tidak harus mati.."

Status saya diatas dikomentarinya dengan sebuah pengakuan yang sangat menyentuh, keinginan tersebut dikatakannya karena adanya rasa frustasi terhadap keadaan sekarang ini, seperti yang dikatakannya :

"3-4 th lalu, saya pernah mohon bantuan ri-1 tuk dpt surat sakti ke menkes agar dpt suntik mati, atau menabrakan diri ke iring-iringannya, ternyata ke-frustasi-an itu juga dimiliki orang lain dgn cara nekat bakar diri depan istana, mungkin saja 'esok hari' ada yang lebih extrim dgn cara 'bersama-sama' menyerang istana dgn tujuan untuk mati. (tapi semoga tak terjadi & tak akan terjadi). Krn hal itu rasanya akan percuma, toh tak akan ada rasa 'prihatin' & 'perhatian' ! Kecuali 'pencintraan' semata"

Situasi yang terjadi sekarang ini memang menyebabkan banyak orang yang tertekan secara psikologis, dan lebih parah dari keadaan di mas Orde Baru, di masa orde baru, kebebasan memanglah barang yang mahal, tapi kesejahteraan masyarakat cukup terpenuhi, sekali pun pada dasarnya Orde Baru juga tidak lebih baik.

Kondisi seperti sekarang ini sudah sampai pada tahap yang sangat mengkuatirkan, seharusnya pemerintah lebih peka melihat setiap reaksi ketidakpuasan masyarakat, dan hal ini tidak bisa dianggap enteng, sudah saat masyarakat dan pemerintah duduk bersama untuk memikirkan hal ini, dan masyarakat yang saya maksud tidaklah bisa diwakilkan oleh DPR, karena DPR sendiri mempunyai andil dalam memicu reaksi masyarakat yang semakin ekspresif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun