Mana ada data survey tentang Kinerja SBY-Boediono yang patut dipercaya, seperti Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Versi LSI, tingkat kepuasan Yudhoyono hanya sebesar 46,2 persen. Tingkat kepuasan itu terus menurun sejak awal pemerintahan tahun 2009 .
Lantas sekarang muncul lagi hasil data survey dari Jaringan Suara Indonesia (JSI) menyatakan bahwa mayoritas masyarakat puas atas kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama dua tahun kepemimpinannya. Seperti yang dilaporkan JSI, Sebanyak 53,2 persen responden menyatakan puas. Hanya 43,2 persen menyatakan tidak puas, dan sisanya menjawab tidak tahu.
Sebagai masyarakat tentunya kedua data survey ini tidak serta merta langsung kita percaya begitu saja, karena dalam keseharian kita dihadapi dengan realitas yang sama sekali berbeda. Indepnedensi kedua lembaga survey ini tidaklah kita ketahui, dan apa motivasi dari survey yang dilakukan juga kita tidak tahu.
Kenyataan yang sesungguhnya yang ada didepan mata kita adalah yang sesungguhnya, hasil data survey tersebut tidaklah memberikan arti apa-apa. Masing-masing masyarakat punya persepsi terhadap Kinerja SBY-Boediono, maka hasil survey tersebut sangat tidak memperngaruhi persepsi masyarakat terhadap SBY-Boediono.
Banyak sekali upaya mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap pemimpin dan Partai politik, upaya tersebut dilakukan dengan berbagai cara, dari cara yang positif sampai dengan cara-cara. Cara yang negatif yang banyak dilakukan sekarang ini adalah dengan cara menjatuhkan lawan politik lewat menyebarkan issu-issu negatif, dan ada juga yang melakukan kampanye terselebung lewat media dengan membangun imej dan citra positif untuk mengkemas semua imej negatif yang pernah diketahui oleh masyarakat.
Memanglah semua itu sah-sah saja untuk dilakukan, karena maklum saja menjelang beberapa tahun lagi Pemilu 2014, semua Partai politik cenderung menjadi "Bunglon," setelah Pemilu selesai mereka pun kembali ganti kulit, dan kembali yang terlihat dimata masyarakat adalah sosok aslinya.
Menggunakan jasa lembaga survey, juga merupakan salah satu cara untuk membangun imej dan pencitraan sosok tokoh dan juga patai politik. Cara inilah yang terkesan lebih ampuh untuk membangun kembali tingakat kepercayaan masyarakat, baik pada sosok pemimpin maupun pada partai politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H