Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tiga Seniman "Menguak Takdir" Cat Air

19 Desember 2014   16:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:58 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_360347" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber foto : katalog pameran"] [/caption] Sebagai penutup tahun 2014, Pusat Kesenian Jakarta (PKJ), Taman Ismail Marzuki (TIM) menyelenggarakaran sebuah Pameran Seni Lukis Cat Air, yang bertema " Pleasure." Tiga Seniman Alumni Institut Kesenian Jakarta yakni, Pothem, Iwan Aswan, dan Wendibari, yang mencoba Menguak Takdirnya melalui karya Lukis Cat Air, ketiganya memiliki ciri khas dan karakter yang berbeda, perbedaan itu pulalah yang akan memperkaya khasanah dunia Seni Lukis Cat Air Indonesia. Pameran yang dibuka hari ini (18/12/14), pukul 19.00 Wib, dihadiri dan dibuka oleh Penyair Sapardi Djoko Darmono, dan ikut juga hadir Kepala PKJ, Bambang Subekti dan Tokoh Seniman Betawi, Ridwan Saidi. Sapardi dalam sambutannya mengatakan, berkesenian itu haruslah dilakukan dengan Kesenangan (Pleasure), sesuai dengan tema pameran tersebut, maka dari hasil pengamatan penulis, sangat tergambarkan apa yang mereka ingin sampaikan, bahwa melukis itu adalah mengeksplorasi kesenangan, mengekspresikan kesenangan dalam sebuah karya. Berkesenian ada wujud dari pengejewantahan pengalaman estetik, pengalaman tentang berbagai keindahan yang teramati, yang mengendap dan tersublimasi menjadi rasa, dan rasa tersebut tidaklah dimiliki oleh setiap orang. Hanya orang-orang yang memiliki kepekaan dan naluri senilah yang mampu merekam setiap peristiwa keindahan yang dialami dan diamati, pengalaman estetik itu pulalah yang mampu menuntun setiap seniman melahirkan karya-karya seni yang indah dan bermutu. Tidaklah salah kalau Tiga Seniman ini menguak takdir mereka lewat Lukisan Cat Air, karena memang latar belakang mereka sangatlah kental dengan Seni Lukis Cat Air. 1.Herman Harsono (Pothem), [caption id="attachment_360349" align="aligncenter" width="168" caption="Foto : Pothem"]

1418932930946738244
1418932930946738244
[/caption] Memang alumnus Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) sebelum berubah menjadi IKJ, tapi aktifitas rutinnya adalah sebagai karyawan Pertamina selama kurang lebih 35 tahun. Bidang pekerjaan tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan profesi kesenimanannya, namun disela-sela aktifitas pekerjaan tersebut, Pothem tetap terus secara intensif menggeluti hobbinya melukis dengan Cat Air. Bagi Pothem, pameran ini adalah pameran pertamanya, tapi kalau melihat karya-karya Pothem, sangat terasa kalau karya-karya tersebut dibuat dengan
14189500321294823001
14189500321294823001
intensitas yang tinggi, dan konsistensi warna yang digunakan pada setiap karya lukis cat airnya menjadi karakteristik karyanya, lihatlah karyanya yang berjudul, "Cucakrawa," sapuan cat air yang digoreskan sangatlah impresif, sosok Cucakrawa begitu nyata. Cucakrawa adalah karya yang dibuatnya ditahun 2014. [caption id="attachment_360397" align="aligncenter" width="300" caption="Cucakrawa"]
1418952948388423727
1418952948388423727
[/caption] Lalu mari kita melihat karya Pothem yang dibuatnya tahun 2003, yang berjudul, "Batu Raden 3," membandingkan karyanya 10 tahun yang lalu dengan karyanya ditahun 2014, sangat terasa proses kreatif yang sudah dilaluinya, meski konsistensi terhadap pewarnaannya tidak berubah, tapi intensitas dan ketekunannya dalam menyelesaikan objek lukisannya sangatlah terasa perubahannya. [caption id="attachment_360398" align="aligncenter" width="300" caption="Batu Raden 3"]
14189532801452738053
14189532801452738053
[/caption]

Dalam pengamatan Benny Ronald Tahalele, yang bertindak sebagai kurator dalam pameran ini, Pothem tidak pernah mengunakan warna putih, karena warna putih sudah menjadi dasar pada bidang gambar tersebut, sehingga dalam karya Pothem banyak dijumpai bidang putih yang kosong, dan ruang tersebut menjadi ruang yang ilusif. Itulah salah satu kekuatan Pothem, kekuatan eksekusi estetiknya tampak ketika ia memainkan bidang-bidang tersebut. 2. Iwan Aswan [caption id="attachment_360351" align="aligncenter" width="210" caption="Foto : Iwan Aswan"]

1418933586695219006
1418933586695219006
[/caption] Pelukis kelahiran tahun 1956 ini adalah Putra Betawi, merupakan Alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ) tahun 1980. Iwan memang bukan pelukis yang mengkhususkan diri dengan media Cat Air, baginya melukis tidak terikat dengan satu media saja, tapi dengan Cat Air dia lebih merasakan kelembutan rasa ekspresi dari objek yang dilukisnya. Kalau bagi Pothem dan Wendi Bari pameran ini merupakan pameran yang pertama, bagi Iwan pameran kali ini adalah pameran yang kesekiankalinya. Iwan sudah memulai pameran sejak pertama ia kuliah di IKJ, sehingga intensitasnya dan kontinuitasnya dalam melukis sudah menjadi kegiatannya sehari-hari, tapi untuk pameran karya seni lukis cat air ini adalah yang pertama kali baginya. [caption id="attachment_360399" align="aligncenter" width="300" caption="Playmouth"]
1418953612141480471
1418953612141480471
[/caption] Ada yang menarik bagi penulis dalam mengamati karya-karya cat air Iwan Aswan, lihatlah karyanya yang berjudul, "Playmouth" yang dibuatnya tahun 2013, merupakan sosok mobil ronsokan yang sudah tua, terlukis secara apik, sehingga lukisan tersebut menggugah imajinasi kita yang melihatnya, dimana detail-detailnya digarap Iwan dengan sangat sempurna, meski pun sapuan ala cat airnya tidak terlalu menonjol, tapi secara keseluruhan objek tersebut terekam oleh iwan dengan sempurna. [caption id="attachment_360400" align="aligncenter" width="300" caption="Kampung Bali Penestenan Kelod"]
14189537052041307559
14189537052041307559
[/caption] Bandingkan dengan karyanya yang berjudul, "Kampung Bali Penestanan Kelod," lukisan yang dibuatnya tahun 2012 ini sapuan kuas cat air dalam mengekspresikan objek yang dilihatnya sangalah impresif, kesan yang muncul dalam lukisannya sudah sangat mewakili objek yang dilihatnya, memang pada karya ini, kekuatan Iwan dalam mengeksplorasi kemampuannya dalam cat air lebih terasa. Memgomentari karya Iwan Aswan ini, Benny Ronald mengatakan tidak ada kegamangan iwan untuk menumpangtindihkan warna yang satu dengan warna yang lainnya, berbeda dengan Pothem, Iwan lebih mengisi ruang gambarnya secara penuh, sehingga tidak ada ruang putih yang ilusif seperti yang ada pada karya Pothem. Perbedaan mereka ini merupakan pengayaan rupa dari pameran ini. 3. Wendi Bari

Pelukis kelahiran Cimahi, 6 Juni 1952 ini adalah alumni Lembaga Pendidikan Kesenian Djakarta (LPKD), merupakan angkatan pertama sebelum berubah menjadi IKJ. Bagi Bari pameran ini adalah pameran pertamanya sejak dia mengikuti pemdidikan Seni Rupa, karena aktivitas kesehariannya sejak tahun 1973 - 1989 bekerja sebagai illustrator majalah dan di advertising, bahkan terakhir bekerja sebagai promotion marketing di PT. indocemen Tunggal Perkasa, namun aktivitas tersebut tetap mendekatkannya dengan aktivitas melukisnya, sehingga kematangan dalam berkarya sangat tergambarkan dalam karya yang dipamerkannya. Karya-karya cat air Wendi Bari tergolong karya yang impresif, konsistensi warna dalam setiap karyanya sangatlah terasa, sehingga warna yang ditampilkan sangatlah mewakili atmosfir objek yang dilukiskannya. [caption id="" align="aligncenter" width="415" caption="Nyengir"]

[/caption] Lihatlah lukisan yang berjudul "Nyengir," yang menggambarkan ekspresi sosok bocah dengan latar alam, visualisasi sosok bocah ini sangatlah pas dan proporsional, tidak ada distorsi bentuk dalam penggambarannya, antara objek dan latar belakangnya terkombinasi secara estetik, dalam komposisi ruang ayang sangat pas. Karya ini sangatlah ilustratif, tidak bisa dipungkiri, profesi bari sebagai seorang illustrator masih sangat kental terasa dalam karyanya. [caption id="attachment_360402" align="aligncenter" width="300" caption="Dari Dermaga"]
14189538721954933885
14189538721954933885
[/caption] Tapi berbeda sekali dengan karya imajinatifnya yang berjudul, "Dari Dermaga," dalam karya ini Bari lebih lepas dalam memvisualisasikan imajinasinya, sehingga secara estetika sangat terwakilkan ekspresi cat air dalam karyanya yang satu ini. Melukis dengan cat air bukanlah hal yang mudah dilakukan, penguasaan akan teknis cat air haruslah dimiliki oleh seorang pelukis cat air, karya lukis cat air sangatlah impresif, karena tidak ada pengulangan dalam setiap sapuan kuas yang digoreskan, kepekaan terhadap penggunaan air dan kekentalan cat pun sangatlah dituntut. Ketiga pelukis ini mempunyai kemampuan dan kekuatan yang berbeda, namun ketiganya patutlah diapresiasi. Karena apa yang sudah mereka tampilkan, adalah merupakan pengayaan khasanah dunia seni lukis cat air, semoga saja apa yang sudah mereka tampilkan, dapat menginspirasi para pelukis cat air yang ada di tanah air Indonesia. Demikianlah resensi singkat dari pameran Seni Lukis Cat Air "Pleasure" yang berlangsung di Taman Ismail Marzuki, mulai tanggal 18 Desember s/d 30 Desember 2014. Sumber foto : Ajinatha

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun