Mohon tunggu...
Ajie Buhron
Ajie Buhron Mohon Tunggu... -

Seorang yang telah lulus jurusan Hukum Internasional, yang menyukai hal-hal berkenaan dengan perkembangan dunia militer dan hubungan internasional, penikmat "video games", pecinta "super car", kini baru mendapatkan gelar "master" dalam bidang "International Law and Law of International Organization" dari salah satu Universitas Negeri di Belanda.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kekuatan Udara Masa Depan

7 April 2010   17:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:55 2111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Teknologi militer dirgantara merupakan salah satu teknologi yang berkembang dengan
sangat cepat. Dalam kurun waktu 50 tahun pada dunia penerbangan, teknologi
militer dirgantara telah berkembang dari pesawat kayu sederhana untuk keperluan
intai pada perang Italia-turki tahun 1910-an, menjadi Pesawat mata-mata yang
dapat terbang dengan kecepatan 3.500 KM/Jam ditahun 1960-an.

Pada perkembangannya dalam menentukan kemenangan dalam perang di udara, teknologi
militer dirgantara telah mengalami berbagai macam perubahan. Dari kemampuan untuk
dapat terbang lebih tinggi, dapat bergerak lebih cepat, dan lincah. Pada
perkembangannya yang terkini, teknologi militer dirgantara harus dapat berperang
dari jarak yang sangat jauh.

Untuk dapat berperang dari jarak yang jauh setidaknya ada beberapa faktor kunci
yang dapat menentukan keberhasilannya. Pertama jelas kemampuan radar yang kuat,
kedua kemampuan untuk mebawa rudal udara ke udara jarak jauh (contohnya mampu
membawa rudal AIM-120 AMRAAM, atau rudal R-77), dan yang terakhir adalah kemampuan
untuk menghindari pendekteksian oleh radar, atau yang disebut sebagai STEALTH.

Teori teknologi stealth ditemukan oleh fisikawan asal Uni Soviet yang bernama
Pyotr Ufinmtsev pada tahun 1962. Inti dari Teori yag dikemukakan oleh Pyotr
Ufimtsev adalah bentuk pesawat dapat memungkinkan untuk mengurangi kemampuan radar
untuk dapat mendeteksinya. Teori tersebut kemudian diaplikasikan oleh orang-orang
di Lockheed Martin pada pesawat serang F-117A Night Hawk.

F-117A memiliki bentuk yang cukup unik, ia berbentuk menyerupai potongan-potongan
Berlian yang disatukan, bentuk inilah yang membuatnya mampu membelokan sinyal
radar, sehingga pesawat tersebut hampir tak dapat dilihat oleh operator radar.
Selain itu untuk menjaga kemampuannya agar tidak tertangkap sinyal radar, senjata
yang dibawa oleh pesawat tersebut disimpan didalam perut (bom bay). Untuk
keperluan akurasi penembakan, pesawat ini dilengkapi perangkat laser untuk
memandu bomb berpenuntun laser (contohnya bom GBU-27 Paveway III).

F-117A Sukses digunakan pada perang Teluk Tahun 1991. Pada saat itu F-117A
mencetak skor 1600 kali serangan terhadap fasilitas strategis milik Irak. Walau
pada awal penggunaan pesawat ini pada medan tempur terbukti cukup sukses, namun
pada akhirnya teknologi pesawat ini dapat dikalahkan. Hal tersebut terjadi pada
tahun 1999 pada  konflik di Kosovo. Sebuah F-117A ditembak jatuh oleh
sistem senjata anti pesawat Isavev S-125 "Neva" (kode NATO SA-3 Goa).

Walapun pada akhirnya teknologi Stealth ini dapat dikalahkan, tapi seperti
teknologi milter lainnya, teknologi tersebut kian disempurnakan, dan digunakan
untuk menghasilkan pesawat tempur generasi stealth terbaru. Setidaknya hingga kini
terdapat 3 jenis pesawat tempur stealth generasi terbaru, yang telah diperkenalkan
kepada publik.

Yang pertama adalah F-22 Raptor. Program Pengembangan F-22 Raptor telah bergulir
sejak tahun 1980-an. Program tersebut dinamakan Advanced Tactical Fighter.
Inti dari program tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Udara
Amerika Serikat untuk memiliki pesawat tempur generasi terbaru, yang lebih canggih
dari SU-27 buatan Uni Soviet. Pesawat tempur generasi terbaru tersebut haruslah
memiliki teknologi baru termasuk penggunaan bahan material yang lebih maju,
penggunaan sistem kendali fly by wire yang tercanggih, dan tentu kemampuan
stealth.

Dari berbagai kontarktor yang mengikuti orgram ATF, akhirnya pada 1989 dua tim kontraktor yakni Lockheed/Boeing/General Dynamics, dan Northrop/McDonnell Douglas terpilih untuk mengajukan prototip program ATF. Tim Lockheed mengajukan YF-22, sementara Tim Northhrop mengajukan YF-23. Setelah berbagai evaluasi lanjutan akhirnya pada tahun 1991 YF-22 terpilih sebagai pemenang program ATF.

Hingga kini setidaknya terdapat 145 unit F-22 raptor yang telah dibuat. Dan dari
semua F-22 Raptor yang telah dibuta, semuanya adalah eksklusif diperuntukan untuk
Angkatan Udara Amerika Serikat.

Pesawat Tempur Stealth Generasi terbaru lainnya adalah F-35 Lightning II. Pesawat
tempur ini adalah program keroyokan antara Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.
Tujuan dari pesawat pengembangan pesawat ini adalah menciptakan pesawat tempur
berkemampuan stealth ringan, yang dapat digunkan untuk peran multi fungsi untuk
menggantiakn peran F-16 dan F-15. Sehingga dapat digunakan untuk keperluan close
air suport, pemboman taktis, dan keperluan pertahanan udara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun