Mohon tunggu...
ajie raharjo
ajie raharjo Mohon Tunggu... -

Seseorang yang masih ingin terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Taman Kota Vs CFD

5 Mei 2013   08:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:05 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandung Berhiber (Bersih Hijau Berbunga), slogan ini selalu saya ingat sedari saya mengenyam pendidikan dasar di Kota ini. Awal tahun 90-an, hingga reformasi, saya masih tinggal di Bandung dan menghirup udara segar Bandung setiap paginya. Minggu pagi diisi dengan kegiatan lari atau jalan pagi dari daerah saya di Sarijadi sampai ke Pasteur, dimana di daerah Pasteur terdapat taman kota kecil (yang sekarang sudah menjadi dealer mobil Jepang) merupakan pasar jajanan dadakan yang menyediakan menu sarapan dan berbagai dagangan. Kota Bandung memiliki 600 taman kota (kurang lebih), tapi apakah masyarakat saat ini ada yang benar-benar memanfaatkan taman kota sebagai tujuan dan sarana rekreasi di hari-hari liburnya? mungkin ada beberapa ya, tapi saya yakin tidak banyak. Hari libur masyarakat Bandung saat ini lebih sering dihabiskan diberbagai pusat perbelanjaan tentunya, kalaupun di ruang terbuka, masyarakat Bandung lebih memilih CFD (Car Free Day) yang ada di beberapa ruas jalan utama di Kota Bandung, pertanyaannya disini kenapa tidak manfaatkan taman kota yang banyak tersebar di Bandung ya? Kenapa harus mengkosongkan jalan hanya untuk dimanfaatkan warga untuk jalan pagi atau sekedar cari sarapan pagi? Di saat yang bersamaan, taman kota yang setiap tahunnya mengambil jatah APBD untuk perawatan tidak kita manfaatkan. Mungkin ada beberapa taman kota di Bandung yang telah dimanfaatkan sebagai pusat kegiatan dan rekreasi di hari libur, tapi saya yakin tidak maksimal dimanfaatkan. Taman Lansia contohnya, Taman yang terletak di sebelah timur dari Gedung sate ini seperti selalu sepi. Di hari minggu, Taman ini akan bersaing dengan wilayah jalan Dago yang menyelenggarakan CFD, pasti hanya sedikit yang mengunjungi taman ini. Dengan adanya uang pajak (APBD) yang digunakan untuk perawatan untuk taman ini, apakah tidak mubadzir kalau kita tidak maksimal memanfaatkan taman ini? Coba bayangkan keramaian di CFD jalan Dago itu berpindah di sejuknya rimbun pohon di Taman ini? bukankah akan lebih sehat juga untuk paru-paru kita yang setiap harinya menghirup asap knalpot dan debu jalanan? Semoga kedepannya taman kota di Bandung tidak hanya menjadi penyedot APBD yang tidak termanfaatkan, atau bahkan hanya jadi tempat mangkal mahluk 'jadi-jadian' di malam harinya. [caption id="" align="alignleft" width="240" caption="Masih Berhiber?"][/caption] Mungkin sekian dulu unek-unek saya di forum Kompasiana ini, mau coba jalan jalan ke Taman kota dulu, mumpung hari Minggu. he-he-he.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun