Di waktu yang santai Mbah Joyo sering mengajak ngobrol Agus dan Rani. Mulai dari hal yang serius seperti bisnis dan politik, hingga guyonan. Mbah Joyo memang orang yang bijaksana, meskipun sudah sepuh tapi tidak pernah risih bergaul dengan para pemuda. Dia juga tidak menjaga jarak dengan Agus dan Rani. Biasanya kan para sepuh menjaga jarak dengan orang muda agar kewibawaannya tidak hilang. Pak dhe kanjeng bukan orang yang seperti ini, jadi wajar kalau mbah Joyo sering bergurau dengan Rani dan Agus. Guarauannya pun bermacam-macam, mulai dari cerita yang lucu, plesetan hingga tebak-tebakan. Tak jarang Agus dan Rani dibuatnya terpingkal-pingkal hingga keblet pipis.
Pada sebuah kesempatan, mbah Joyo menyiapkan lelucon kepada Rani dan Agus. Dia akan menyuruh dua pemuda ini mengulang-ulang beberapa kalimat dan harus betul semua. Tingkat kesulitannya-pun berbeda-beda, kalau yang agak mudah mbah Joyo menyuruh Agus dan Rani mengulangnya 7 kali dan yang sulit cukup 4 kali saja. Sebenarnya kalimatnya sederhana dan populer di masyarakat, tetapi akhirnya Agus dan Rani menyerah tanpa sarat. Mereka berdua merasa lidahnya sampai pegal pegal karena selalu keseleo ketika mengulang kalimat itu.
Mbah Joyo ya tertawa saja ketika dua pemuda cerdas itu tidak bisa mengatasi tantangan pak dhe kanjeng. Karena Rani dan Agus menyerah, sekarang pakdhe mempersilakan Rani dan Agus untuk meminta bantuan kepada segenap pembaca Harian Jogja agar mengucapkan dengan cepat dan benar:
“Tujuh tusuk satu sate” sebanyak 7 kali, kalau ini lulus coba yang di bawahnya lagi dan seterusnya.
“Kidul rel sepur lor” sebanyak 6 kali.
“Kathok mlotrok moto mlorok” sebanyak 5 kali
“Taplak gupak glepung gaplek”cukup 4 kali saja
Kalau sudah bisa, boleh menghubungi mbah Joyo dan tak lupa terimakasih telah membantu Rani dan Agus.
Ajib Purnawan, S.Hum
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H