Mohon tunggu...
Hari Aji Rahmat P
Hari Aji Rahmat P Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK

Bapak dari Ibrahim wa Musa

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Piala Dunia 2046 Berubah 2045 dan Target PSSI Indonesia Semifinal

17 Mei 2015   08:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:54 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1431824776206252040

“ Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia membuat rancangan program pengembangan sepak bola Indonesia dengan menargetkan ikut berkompetisi di Piala Dunia 2045.

Dalam paparan program pengembangan sepak bola Indonesia yang dijabarkan Tim Ad hoc Sinergi PSSI yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu, organisasi sepak bola Tanah Air itu menargetkan Indonesia bisa mencapai babak semifinal Piala Dunia 2045” Jakarta (ANTARA News) -

Piala dunia 2045?

Berita di running teks dan beberapa situs berita online perlu diklarifikasi, atau mungkin akan ada agenda resmi FIFA berkaitan dengan pelaksanaan perhelatan Piala Dunia.

Jika dihitung sejak pelaksanaan piala dunia terakhir maka hitung-hitungan pelaksanaan piala dunia adalah tahun 2014-2018-2022-2026-2030-2034-2038-2042-2046.

[caption id="attachment_418006" align="alignnone" width="605" caption="Piala Dunia dari Masa Ke Masa"][/caption]

Jika melihat target PSSI yang fenomenal yakni, optimis mencapai target semifinal di Piala Dunia 2045 maka sulit terealisasi dengan berbagai alasan :

Alasan pertama,

Tak ada  Piala Dunia tahun 2045 di agenda FIFA. Kecuali memang ada perubahan jadwal.

Alasan kedua sejak bergabung dengan FIFA tahun 1952 dan juga anggota AFC tahun 1954 prestasi Indonesia cenderung menurun meskipun pernah juga di era tahun 1970-an sampai era Sembilan puluhan Indonesia pernah menjadi macan Asia. Namun bukannya semakin bersinar justru kita kalah tertinggal (dari sisi perkembangan prestasi) dengan negera-negara yang secara tradisi persepakbolaan lebih belakangan, seperti Timor Leste.

Alasan ketiga, kisruh yang mendera PSSI sejak penggulingan Nurdin Halid sampai era La Nyala membuat stabilitas persepakboaan kita kurang kondusif. Kisruh yang mendera PSSI vs Pemerintah pun menjadi preseden buruk bagi perkembangan persepakboaan nasional. Dan hal yang sepele pun terkadang menjadi alasan konflik, seperti halnya pembekuan PSSI Karena tetap memasukkan Arema dan Persebaya, dalam kompetisi,

Alasan keempat, minimnya fasilitas yang diperlukan untuk menunjang pembinaan persepakbolaan nasional. Contoh: sarana public yang bisa digunakan secara gratis untuk anak-anak bermai bola sudah banyak berubah menjadi bangunan-bangunan gedung dan juga jalan raya. Padahal meski sepele, sarana tempat bermain menjadi hal yang cukup signifikan dalam membina dan mengasah kemampuan anak bangsa bermain sepak Bola.

Alasan kelima kurang bagusnya pembinaan mental pemain

Sungguh hal yang paling konyol saya saksikan ketika ISL main ataupun Timnas Main ialah emosi yang tak terkontrol. Lebih-lebih mental ketika menang yang cenderung jumawa dan mental ketika kalah yang justru menjadikan rendah diri dan loyo. Pembinaan mental ini saya rasa berhubungan dengan kecerdasan peamain sepak bola. Mungkin kedepannya dibutuhkan pemain yang smart secara IQ dan cerdas secara ESQ.

Alasan kelima, PSSI hanya konsen memilih pelatih kelas local dan regional

Untuk membawa timnas berkiprah di kelas dunia maka dibutuhkan pelatih kelas dunia. Minimalnya pelatih yang berpengalaman membawa timnas tertentu berkiprah di piala dunia.

Teorinya untuk membangun tim sepakbola yang unggul diperlukan kepemimpinan terbaik, pembinaan terbaik, pemain terbaik dengan mental baik,  serta yang tak kalah penting adalah dibutuhkan pelatih berkelas dan berpengalaman di level-level Piala Dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun