Hubungan hati dengan organ-organ tubuh lainnya, laksana raja yang bertahta di atas singgasana yang dikelilingi para punggawanya. Seluruh anggota punggawa bergerak atas perintahnya. Dengan kata lain, bahwa hati itu adalah pengendali dan sekaligus sebagai pemberi komando terdepan yang setiap anggota tubuh berada di bawah kekuasaannya. Di hati inilah anggota badan lainnya mengambil keteladanannya, baik dalam ketaatan atau penyimpangan. Organ-organ tubuh lainnya selalu mengikuti dan patuh dalam setiap keputusan.
Nabi saw bersabda: “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka baiklah tubuh manusia itu, akan tetapi bila daging itu rusak maka rusak pula tubuh manusia. Ketahuilah bahwa sesungguhnya segumpal daging itu adalah hati.”[HR. Bukhari-Muslim].
Dalam hal ini ada beberapa hal yang patut diluruskan, Banyak orang awam bingung dengan pengertian “heart“. Mungkin karena salah kaprah yang terjadi sejak jaman baheula, heart lebih sering diterjemahkan sebagai hati. Padahal in English, heart means pumplike organ of blood circulation, composed mainly of rhythmically contractile smooth muscle, located in the chest between the lungs and slightly to the left and consisting of four chambers. Also as the center of the total personality, esp. with reference to intuition, feeling, or emotion,
Sebagai perbandingan, ketika heart diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, akan didapat kata qalbu. Qalbu (قلب) harus ditulis dengan huruf ‘q’ karena teks Arabnya menggunakan huruf (qaf). Di Indonesia banyak orang menuliskannya dengan huruf ‘k’ sehingga menjadi kalbu. Padahal ‘k’ adalah transliterasi dari (kaf) dan kalau ditulis (kalbu) maknanya adalah anjing. Jadi jauh benar bedanya antara qalbu (hatinurani) dengan kalbu (anjing).
Sebagian orang menerjemahkan heart dan qalbu dengan “hati”. Padahal hati (Inggris: liver) adalah organ tubuh yang ada di kanan dada dan fungsinya menyaring racun atau penyakit dari darah (fungsi metabolisme tubuh). Dalam Bahasa Arab hati disebut dengan ‘kibdun’ atau ‘kibdatun’. Bahasa Arab `Amiyah menyebutnya ‘kabid’. Jadi orang Arab tidak pernah memahami qalbu sebagai hati atau liver.
Jadi ketika orang Indonesia memaknai qalbu/heart sama dengan Liver/hati maka akan banyak terjadi penyimpangan makna, dan dalam hal ini untuk lebih jelasnya simak ungkapan dalam bahasa Inggris berikut
“you’re always in my heart” kamu selalu diqalbuku, bukannya “kamu selalu di hatiku” sebab ungkapan ini jika diterjemahkan dengan hati akan kembali ke makna asal “you’re always in my liver” sangat aneh bukan?
Sekarang kita simak dalam khazanah Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Hati: (Anatomi) bagian perut yg merah ke- hitam-hitaman warnanya, terletak di se- belah kanan perut besar, gunanya untuk mengambil sari-sari makanan di dl da- rah dan menghasilkan empedu; 2 daging dr hati sbg bahan makanan (terutama hati dr binatang sembelihan); 3 jantung: --nya berdebar-debar; 4 sesuatu yg ada di dl tubuh manusia yg dianggap sbg tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian-pengertian (pera- saan-perasaan dsb); 5 apa yg terasa dl batin: sedih -- ku memikirkan nasib ka- wanku itu; 6 sifat (tabiat) batin manusia; 7 bagian yg di dl sekali (tt buah-buahan, batang tumbuh-tumbuhan, dsb);
Dari berbagai definisi hati yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ada dua hal yang patut dicermati:
1.Ada kerancuan dalam penerjemahan istilah-istilah “heart” dalam bahasa inggris maupun “qalbu” dalam bahasa arab. Orang inggris tak pernah memaknai “heart” dengan “liver” dan orang arab pun tak pernah memaknai “qalbu” dengan hati. Yang ada mereka memaknai “heart” maupun qalbu (قلب) dengan “jantung”
2.Peninjauan ulang translitersi qalbun dengan mengubah q (qaf) menjadi k (kaf), sebab dalam bahasa asli pengaliterasian bunyi q menjadi k akan membawa dampak yang signifikan. Coba bandingkan antara q (qalbun)—nurani, dengan k (kalbun)---anjing.
Sobat, mungkin sedikit ini yang dapat saya share dalam kesempatan yang singkat ini. Semoga bermanfaat untuk Sobat.
Wallahu’alam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H