Mohon tunggu...
Aji Setyawan
Aji Setyawan Mohon Tunggu... -

mahasiswa perguruan tinggi swasta UPN Yogyakarta, jurusan komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Buah Pikiran Pribadi

17 September 2011   11:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:53 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

DEMOKRASI BUAT ANAK MUDA.

Setelah Reformasi berjalan sampai sekarang ,anak muda sebagai penerus generasi bangsa sepertinya

mulai ketinggalan untuk ikut berperan aktif didalamnya. Hal ini bisa dilihat dalam kehidupan pada partai politik . Keadaan ini bisa dilihat pada kehidupan partai politik didaerah. Ditingkat pusatpun keadaan ini sama saja , hampir semua anak muda yang ada DPR RI lebih banyak hanya sebagai anggota biasa bukan ketua atau penentu kebijakan.

Lebih parah lagi apabila anak muda yang berada di lingkungan partai politik hanya sebagai penggembira atau hanya target pendukung suara saja. Sebetulnya banyak peran aktif yang bisa dilakukan oleh generasi muda. Padahal sebetulnya generasi muda adalah target suara yang paling banyak pada saat pemilu atau pilkada. Melihat kondisi semacam ini mestinya generasi muda harus sadar, bahwa perubahan perubahan dalam dunia politik motor penggeraknya adalah anak-anak muda.

Setiap perubahan kehidupan politik di Indonesia anak muda sangat berperan penting, tetapi setelah masa perubahan itu lewat, kembali anak muda yang berperan aktif terlupakan. Proses politik memang harus tetap berjalan. Tapi kadang –kadang kita merindukan sosok anak muda yang punya visi bersih maju kedepan dan berani betindak . Jangan setelah masuk dalam dunia politik kemudian mulai berubah lunak danmengikuti kebiasaan yang ada . Mereka lupa dengan tugasnya sebagai sebagai agen perubahan.

Generasi muda memang mereka sangat mengidolakan beberapa tokoh muda yang berani mendobrak. Hal ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, banyak anak muda memakai gambar CHE dalam kaosnya,ada juga Bung Karno,Bob Marley,John lenon dan Jim morrison. Tapi saat mereka mulai beranjak ke usia dewasa, tokoh 2 yang mereka idolakan nilai – nilai perjuangan nya mereka sudah mulai melupakan. Saat muda mereka memang perlu idola ,dan idola itu didapatkan mereka sebagian besarpada tokoh- tokoh musik.

Berkaitan dengan demokrasi yang ada saat ini, baik itu pemilu atau pilkada, anak muda hanya sebagai penggembira. Kita hanya disuguhi politikus-politikus yang wajah dan tampilan itu-itu saja dan membosankan. Kita butuh penyegaran dari sosok anak muda yang berkelas ,jujur ,tegas dan mampu bertindak merubah beberapa penyakit bangsa ini.

Che berjuang dengan berperang, Bung karno berjuang dengan tulisan dan para musisi berjuang dengan cara menampilkan syair lagu yang kritis. Mestinya ini bisa menjadi contohyang bagus. Seperti halnya salah satu generasi muda yang sukses menjadi kepala Daerah di Solo, Jokowi.

Mestinya dengan contoh ini generasi muda sekarang bisa berperan lebih aktif ,jangan semuanya tergantung pada orang-orang politik. Jelas mereka sangat mempunya kepentingan, kalau tidak kursi legislatif atau Uang untuk konsolidasi partai. Banyak orang-orang poltik seperti bermuka dua dalam hal ini. Mereka seringkali menghalalkan segala cara untuk mengejar posisi ini. Dengan kasak kusuk dibelakang ataupun memprovkasi beberapa orang yang hasilnya sebetulnya untuk mereka sendiri.

Lain halnya dengan sosok Jokowi ,dia sukses jadi pengusaha,setelah itu masuk dalam dunia politik dan menjabat Walikota Solo dengan sukses. Kalau ditanya rumusnya apa, dengan enteng dia jawab, “Jangan Punya Kepentingan”. Jawaban yang sederhana tetapi sangat berat dilakukan dan memang betul inil adalah kunci kesuksesan. Bukan untuk partai apalagi uang, semua terkonsentrasi untuk kesejahteraan masyarakat . Kepentingan disini tentu saja adalah kepentingan Pribadi , harus ditinggalkan dan ini sangat tepat sekali , dengan cara begitu Rakyat merasa didahulukan.

Anak muda harus belajar dan mampu melaksanakan tokoh yang didolakan, jangan hanya berhenti pada mengagumi dan tidak berbuat seperti contoh kebaikan dari idolanya. Saat usia muda sangat penting untuk menentukan langkah di masa depan. Ambil contoh seperti Bung Karno saat muda yang keadaan dan Fasilitasnya tidak sekomplit kondisi sekarang ini. Beliau pada usia 27 tahun sudah mampu membuat partai yang mampu berjuang menghadapi penjajahan. Sangat hebat kan ?

Pada sat itu komunikasi yang bisa dilakukan hanya dengan menulis ,tetapi dengan menulis tadi visi kedepan untuk indonesia jadi ketemu. Belum lagi dengan menulis tadi, Bung karno menemukan dasar negara kita,Pancasila. Yang saat orde baru berusaha disembunyikan atau bahkan dialih tugaskan menjadi sosok yang menakutkan.

Melihat semua perubahan didunia, sebetulnya generasi muda sangat berperan, Cuma kadang-kadang setelah itu mereka dilpukan. Kalah dengan berbagai kepentingan yang ada dalam partai politik. Itupun bisa kita lihat dari proses regenari dari beberapa partai. Dengan kondisi demikian tentu saja perubahan-perubahan yang digagas anak muda akan berhenti. Tetapi apabila anak muda terlibat dalam penentu keputusan,mereka seringkali terlibat didalamnya dan memalukan, seperti halnya Nazarudin, sudah jadi anggota Legislatif dan diduga Korupsi ,dan sekarang malah melarikan diri ke luar negeri. Persis Edi Tanzil, memalukan .Isi otak Nasarudin hanya mewarisi ilmu korupsi yang ditinggalkan Orde baru, dan ini banyak pada Orde reformasi saat ini. Yang dulu maunya diberantas ,malah sekarang menjadi-jadi dengan modus operandi yang semakin canggih.

Berdasarkan kejadian diatas, proses demokrasi untuk anak muda memang perlu kita lanjutkan, untuk menata kembali proses demokrasi yang cantik dan mampu menyeleksi secara baik. l Ibarat sebuah saringan, harus mampu memilih anak-anak muda yang potensial untuk mewujudkan proses demokrasi yang mencerminkan cita-cita bangsa indonesia. Kenapa cita-cita? Karena selama ini cita-cita bangsa kita yang perlu kita dapatkan adalah bersihnya Indonesia dari budaya Korupsi. Dengan tidak adanya Korupsi tentu kita akan berada lebih baik kodisi kita saat ini sebagai bangsa. Seperti cita-cita awal reformasi.

Demokrasi untuk anak muda adalah proses penting untuk bangsa ini, Jangan malah Menpora dan jajarannya melakukan tindak pidana korupsi. Apa kata dunia....? Selalu kita dengar bahwa generasi muda adalah penerus kejayaan bangsa,kalau keadaan semacam ini apa bukan kita menghadapi kiamat. Proses demokrasi sangatlah perlu untuk mendapatkan Sosok anak muda seperti JOKOWI.Dengan tidak mempunyai kepentingan kesuksesan akan mengikuti karir generasai muda tadi. Seperti kalimat yang diucapkan Bung karno, “beri saya sepuluh pemuda, maka akan saya rubah dunia”. Dengankalimat ini saja kita bisa menilai bahwa setiap perubahan dan keberhasilan sebuah bangsa sangat tergantung oleh generasi muda.

Semoga dengan tulisan ini kita tersadar betapa pentingnya anak muda, bukan hanya sekedar penggembira dalam proses Demokrasi. Banyak masyarakat merindukan tampilnya anak muda yang mempunyai Visi maju kedepan dan mampu menyejahterakan Rakyat . Satria piningit yang mampu mengurai dan menyelesaikan permasalahan negeri ini sangatlah dibutuhkan,dan ini datang dari generasi muda . Bukan hal yang mustahil apabila generasi muda mampu merubah perjalanan bangsa ini. Tidak hanya sekedar Lanjutan dan bersama kita bisa, lanjutkan apanya ?bisa apanya? Kalau itu hanya sekedar retorika untuk membodohi anak muda. Lagu lama itu bro....kita tinggalkan.

Sekarang kita rubah dan harus kita rubah untuk kemajuan yang lebih baik. REVOLUSI BELUM SELESAI.....BUNG.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun