Mohon tunggu...
Aji Setyawan
Aji Setyawan Mohon Tunggu... -

mahasiswa perguruan tinggi swasta UPN Yogyakarta, jurusan komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Money

reportase air minum

2 Oktober 2011   05:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:25 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

1.Dalam sebuah iklan air minum AQUA, biasanya kita dijejali suatu doktrin yang mengharuskan minum air putih 7 gelas besar selama sehari. Asumsi kita, jika kita tidak minum 7 gelas air putih kita akan terkena penyakit seperti dehidrasi, gagal ginjal, dan bla bla bla. Tp apakah benar jika kita minum 7 gelas sehari dapat menyebabkan penyakit itu timbul? Bahkan ada sebuah penelitian, bahwa mengkonsumsi air putih secara berlebihan dapat merusak kinerja ginjal. Dilihat dari aktifitas, cuaca sekitar, dan umur si pengkonsumsi. Kualitas airnya pun jg patut kita pertanyakan. Didalam iklan tersebut, air minum yang terkandung berasal dari pegunungan yg asri, hijau, dan lain2. Setiap tetesnya mengandung kehidupan. Airnya berasal dari manapun dalam konteks belum terkontaminasi dan prosesnya aman, hasilnya jg akan sama. Karena pihak aqua sendiri mengklaim bahwa sumber dari puncak itu yg terbaik, ya sah2 saja. Tetapi kita juga tidak tau, apa memang berasal dari puncak gunung atau tidak. Namanya jg cari untung. Maka, bisa kita simpulkan bahwa perusahaan air minum pun, jg melakukan kebohongan publik yang seharusnya Etika Parawira Indonesia (EPI) mencekal setiap pemutaran iklan ini. Didalam undang2 periklanan, bahwa setiap hal yang mengandung kebohongan, dan ini dipublikasikan maka iklan tersebut dinyatakan tidak lulus sensor. Tetapi yang menjadi pertanyaan, mengapa iklan aqua ini masih dipublikasikan. Dan mengapa masyarakat kita yang cenderung konsumitisme masih cenderung menelan mentah2 doktrinasi tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun