Sejak dulu sagu menjadi bahan makanan pokok di wilayah timur Indonesia. Sepertinya sagu tidak dianggap lagi makanan orang "kelas bawah", karena kini banyak orang mencarinya terutama pada makanan yang dinamakan kapurung. Kapurung telah menembus warung di kota-kota besar dan banyak memiliki pelanggan setia mulai orang biasa sampai pejabat.
Kini hutan sagu mulai langka dan terancam menuju kepunahan. Banyak penyebabnya, salah satunya karena tergerus oleh pesatnya pembangunan dan perkebunan tanaman lain. Selama ini pohon sagu hanya dikenal sebagai tanaman liar. Sudah seharusnya kita mendorong untuk membudidayakannya sebagai tanaman pertanian dan atau perkebunan.Â
Dengan membudidayakannya maka sagu dapat memberikan manfaat yang besar bagi rakyat antara lain : (1)batang sagu dapat digunakan untuk bahan industri kayu lapis, (2)daunnya dapat dibuat atap atau produk anyaman lainnya seperti topi, tikar, dan keranjang, (3)Pelepah daunnya yang disebut "gabah-gabah" dapat dipakai untuk dinding rumah dan rangka pelaminan untuk pesta perkawinan. Â (4)getah dari pelepah daun dapat dijadikan lem, (5)Akarnya dapat dibuat bahan baku obat-obatan.
Lalu bagaimana peran sekolah?PP 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) menegaskan bahwa muatan lokal dikembangkan dan dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal.
Peran sekolah dalam mendayagunakan sagu sebagai keunggulan lokal, wujudnya dapat dalam bentuk mengisi mata pelajaran muatan lokal. Jenis muatan lokal yang dapat dikembangkan dari bahan baku pohon sagu antara lain : keterampilan dan kerajinan pembuatan bagea, pembuatan atap rumbia, anyaman topi, anyaman tikar, dan anyaman keranjang. Sebagai mata pelajaran tentu harus disiapkan dokumen kompetensi dasar, silabus, dan bukunya.
Muatan pembelajaran terkait muatan lokal dapat juga diintegrasikan pada mata pelajaran lain dengan mengidentifikasi KD (Kompetensi Dasar) yang relevan. Pada mata pelajaran prakarya misalnya, terdapat KD (3.3)memahami sistem produksi tanaman pangan berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat, (4.3)mengolah makanan awetan dari bahan pangan nabati berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat.
Kita berharap kapurung "makanan sehat" tetap eksis. Pohon Sagu (metroxylon sagu Rottb) dapat terus tumbuh dan berkembang subur di tanah luwu, sesubur pada gambar lambang yang menyimbolkan kerukunan, kekokohan, dan ketegaran masyarakatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H