Mohon tunggu...
Muhajir J
Muhajir J Mohon Tunggu... Guru - pembelajar sejati

Setiap tempat adalah sekolah, setiap orang adalah guru, dan setiap kesempatan adalah pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kata "Tabe", Kearifan Lokal yang Penting untuk Dipertahankan

11 Desember 2017   15:46 Diperbarui: 11 Desember 2017   16:10 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nimblefoundation.files.wordpress.com/2017/01/attitudeiseverything-1.jpg

Bagi masyarakat SulSel kata tabe tidak asing lagi. Tabe adalah sikap menghormati orang lain, tamu, atau orang yang lebih tua dari kita dengan sikap sedikit membungkuk sambil meluruskan tangan kanan sejajar dengan lutut. 

Kata tabe biasa juga digunakan dalam komunikasi tertulis yang diartikan sebagai permisi, izin, dll. Masa kecil, apabila ada tamu atau orang yang duduk di jalan yang akan kita lewati sebelum kita berlalu orang tua mengingatkan, "mattabe-tabe ki' nak !". 

Biasanya  jika kita mattabe sambil memandang orang yang kita lalui, ia membalas dengan senyuman sambil menganggukkan kepala. Komunikasi kinestetik penuh makna sebagai wujud menghargai dan menghormati sesama. 

Tabe, sepertinya kearifan lokal penting untuk kita pertahankan...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun