Mohon tunggu...
Aji Karobuan
Aji Karobuan Mohon Tunggu... -

mencari pemimpin yang paham pertanian untuk 2014.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Herman Deru untuk Pertanian Indonesia

27 April 2013   17:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:31 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

..ingat kata Bung Karno, “pertanian atau pangan adalah soal hidup atau mati sebuah bangsa”. Artinya, sektor ini sangat menentukan keberlangsungan sebuah bangsa..

Herman Deru mengutarakan hal tersebut setelah mendapat banyak masukan dari organisasi petani, maupun petani langsung yang dia temui di pelosok-pelosok desa di Sumsel. “ Saya sering mendatangi dan didatangi para petani yang mengeluhkan banyak hal tentang kurang berpihaknya pemerintah kepada sektor pertanian.

“ Bagi saya pertanian sangatlah penting. Karena itu, OKU Timur dan Sumsel tetap identitasnya adalah pertanian. OKU Timur dan Sumsel tetap harus menjadi lumbung pangan nasional. Kita tidak akan merubah identitas itu,’’ papar Deru dihadapan ribuan penyuluh pertanian se Sumsel.

Deru mengingatkan betapa pentingnya sektor pertanian untuk pembangunan. Bahkan hal tersebut telah disampaikan oleh Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto ketika memimpin Indonesia. Bahkan, ketika berpidato pada acara peletakan batu pertama pembangunan Fakultas Pertanian Universitas Indonesia (sekarang IPB), 27 April 1952, Bung Karno menegaskan bahwa pertanian atau pangan adalah soal hidup atau mati sebuah bangsa. Artinya, sektor ini sangat menentukan keberlangsungan sebuah bangsa.

“ Membangun pertanian harus serius dan menjadi prioritas. Apalagi mayoritas masyarakat Sumsel sangat bergantung dengan sektor ini. Saya yakin bila petani sejahtera, seluruh masyarakat juga akan sejahtera,’’ papar Deru

Deru yang juga Ketua Umum Forum Daerah Penghasil Pangan Indonesia ini mendambakan pada saatnya nanti Sumsel menjadi terdepan dalam bidang pertanian. Syaratnya, pembangunan bidang pertanian harus menjadi prioritas. Spirit untuk menjadikan Sumsel terdepan di bidang pertanian itu sebenarnya sudah dimulai oleh para gubernur Sumsel terdahulu. Bahkan di era Gubernur Syahrial Oesman telah dicanangkan program Sumsel Lumbung Pangan.

“ Program Sumsel lumbung pangan yang digagas Pak Syahrial Oesman sangatlah bagus untuk diteruskan, karena memang resource base Sumsel adalah pertanian,’’ ujar Deru.

Menurut Deru, program Sumsel lumbung pangan kala itu telah menjadi spirit bagi kabupaten dan kota se Sumsel untuk bergerak serentak memajukan sektor pertanian, untuk mewujudkan Sumsel menjadi provinsi terdepan dalam bidang pertanian.

“Silakan saja angkat potensi pertambangan. Namun jangan tinggalkan sektor pertanian karena sebenarnya sebagian besar rakyat bergantung dengan sektor pertanian. Sektor pertanian tidak boleh diabaikan, melainkan menjadi prioritas,’’ tegas bupati yang dikenal dengan julukan Bapaknya Petani Sumsel ini.

Komitmen Deru untuk mensejahterakan petani dan pertanian memang tak diragukan lagi. Hal itu dibuktikan salah satunya dengan program Beli Beras Petani, dimana setiap tahunnya Pemkab OKU Timur menganggarkan dana Rp 20 miliar untuk membeli beras langsung dari petani. Melalui program tersebut petani di OKU Timur tidak pernah lagi mengenal harga anjlok saat musim panen yang sering dialami di daerah lain. Deru berjanji program beli beras petani ini akan diperluas bila nantinya dia dipercaya memimpin Sumsel.

Bertolak dari keberhasilan program yang sama di Kabupaten OKU Timur, salahsatu putra terbaik Sumsel ini mempunyai misi untuk mewujudkan program tersebut untuk diterapkan di Sumsel. Dengan cara mendorong berkembangnya usaha-usaha agribisnis dan pembangunan infrastruktur dibidang tanaman pangan dan hortikultura.

Di OKU Timur, optimalisasi sumber daya alam tersebut sangat berhasil. Diantaranya dengan mengintensifikasi dan eksentifikasi komoditas unggulan dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas. Pembukaan areal baru untuk perluasan areal tanam, bantuan benih dan bibit unggul kepada masyarakat/petani.

Kemudian perbaikan sarana irigasi dan drainase, dalam rangka optimasi pemanfaatan lahan sawah dan peningkatan intensitas pertanaman (IP). Pembangunan lumbung desa di daerah sentra, maupun daerah rawan pangan untuk ketersediaan pangan ketika harga meningkat. Dan pengembangan diversifikasi pangan, dalam rangka mendukung peningkatan gizi masyarakat.

Sasaran indikasi produksi tanaman pangan yang telah dicapai menyasar komoditi padi, padi ladang, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Sementara untuk tanaman Hortikulutra telah menyentuh komoditi, diantaranya jeruk besar, jeruk manis, duku, durian, rambutan, mangga, salak, alpukat dan pisang.

Deru juga sangat perhatian dengan lahan pertanian yang belakangan ini sering dialihfungsikan. Menurutnya,aAlih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian, merupakan ancaman bagi ketahanan pangan nasional mendatang. Bagaimana kalau petani ada, namun lahan untuk digarap tidak tersedia. Pemerintah Kabupaten OKU Timur telah mengendus lama tentang ancaman alih fungsi lahan pertanian tersebut. Dengan cekatan Herman Deru membuat peraturan daerah yang pro rakyat.

Tertuang dalam Perda diluar tata ruang N0 07/2009 yang mengatur alih fungsi sawah ke lahan pertanian dan konfersi. Dengan kata lain, ketika orang akan menkonfersi lahan sawah irigasinya untuk dijadikan peruntukkan lain, maka harus mengganti dengan tiga hektar lahan sawah yang sama. Pun dengan lahan sawah tadah hujan, jika konfersi seluas satu hektar maka harus menggantinya seluas dua hektar. Perda tersebut sangat membantu kesejahteraan rakyat dan mempertahankan lahan yang ada untuk menjaga ketahanan pangan.

“ Alih fungsi ini sebenarnya ancaman, bukan hanya ancaman untuk daerah, provinsi, tapi merupakan ancaman nasional. Kita di Kabupaten OKU Timur, sudah sejak dini mengetahui akan ancaman ini. Maka kita mengambil langkah membuat peraturan melalui perda diluar tata ruang N0 07/2009,” kata Herman Deru.

Bukan hanya membuat Perda pro-rakyat, pihaknya pun memberikan apresiasi kepada masyarakat agar bangga menjadi petani. Yaitu dengan cara memberikan beasiswa bagi para pelajar yang ingin bersekolah/menempuh pendidikan di bidang pertanian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun