Pendahuluan
Indonesia merupakan Negara yang mempunyai keanekaragaman dalam segi Agama, Suku, Ras, Bahasa, bahkan Pulau yang menjadi kunci eksistensi Bangsa ini. Dengan keberadaan bangsa Indonesia menjadi suatu perbedaan yang sangat signifikan daripada bangsa lain.Â
Oleh karena itu, maka menjadi bagian dari Indonesia merupakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan. Karena dengan Pancasila sebagai acuan dasar negara Indonesia yang dinamis.
Jakarta (yang dulunya bernama Batavia) merupakan ibukota negara Republik Indonesia. beberapa orang berdatangan mengunjungi kota Jakarta tersebut baik dari luar Jakarta hingga mancanegara. Maka dari itu, Jakarta dijadikan sebagai pusat peradaban perkembangan negara Indonesia berskala nasional baik dari segi politik, ekonomi, pendidikan, dll.
Dalam kurun waktu ini, Jakarta terjadi problematika peradaban. Kasus yang muncul di publik adalah penerapan sistem ganjil -- genap kendaraan, polusi udara yang berdampak pada lingkungan yang tidak sehat, kurangnya pengelolaan dalam sampah, muncul intoleransi dan masih banyak kriminalitas yang terjadi kepada warga Jakarta setempat, dan muncul dengan penggunaan air tanah yang berpotensi menyusutnya tanah kebawah hingga 10 cm/tahun.
Bahkan wacana presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo dalam pemindahan ibukota ke pulau Kalimantan. Melihat kondisi Jakarta yang begitu memprihatnkan, sehingga wacana pemindahan ibukota sebagai wujud pemerataan dan juga dapat mempermudah akses dalam menjalankan tugas negara yang baik. Pemindahan ibukota masih menjadi wacana pro dan kontra.
Wacana yang dibangun dalam narasi diatas merupakan sebagai pijakan dalam memecahkan suatu permasalahan yang terjadi di bangsa Indonesia ini. Karena muncul disintegrasi bangsa Indonesia.Â
Hal tersebut dapat memicu perpecahan bangsa Indonesia yang tidak di impikan oleh para pejuang kemerdekaan yang bercita -- cita mewujudkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka.
Kajian tersebut bersifat deskriptif historis -- filosofis dengan maksud menggali esensi Pancasila dalam konteks millennial yang dapat di wariskan atau sebagai bentuk kesadaran dalam berbangsa dan bernegara.
Agama sebagai Pedoman Dasar implementasi Pancasila
Dari segi Bahasa, kata Agama di pisah menjadi dua yaitu "A" yang berarti tidak, dan "Gama" yang berarti kacau. Apabila di kaitkan, Agama berarti "Tidak Kacau". secara istilah, Agama merupakan wadah yang di atur sesuai dengan anjuran Firman Tuhan dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.Â