Mohon tunggu...
Aji Cahyono
Aji Cahyono Mohon Tunggu... Jurnalis - Islamic Education, Politic International Relationship, Middle East Region, Philosopher

Saya di lahirkan dari cinta, oleh cinta, dan untuk cinta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perkembangan Buku untuk Membangun Negeri

23 April 2017   11:12 Diperbarui: 23 April 2017   20:00 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki era perkembangan zaman millenium ini di mana ada perubahan bentuk yang konkret (bisa di pegang) menjadi abstrak (yang tak.bisa di pegang). Itulah sebuah teknologi berbasis IT yang menjadikan buku menjadi abstrak atau yang di kenal dengan e-book. Dan seiring waktu yang berputar dan tahun ke tahun, waktu selalu menambahkan diri. Dan efek dari perkembangan teknologi selalu ada sisi positif dan negatif.

Dari statistik yang ada terutama di indonesia. Jumlah penduduk tak sebanding dengan minat membaca. Dan jumlah penduduk yang ada di indonesia (2010) mencapai kurang lebih dari 237,6 juta jiwa. Survei dari UNESCO minat baca di indonesia hanyalah 0,001%, artinya seribu orang hanya satu orang yang minat membaca.

Ngerinya bentuk realita yang sangat sedikit minat membaca masyarakat yang ada di indonesia. Dan perlu kita sadari sebagai pemuda. Di mana pemuda seharusnya mewakili masyarakat indonesia dalam situasi dan kondisi untuk membangun negeri ini. Negeri yang kaya sebagainya. Dan salah satunya sebagai masyarakat khususnya pemuda bagaimana mendongkrak popularitas negara secara baik. Yaitu salah satunya dengan minat membaca. Dan dengan adanya minat membaca, tentu tak laib dunia tak mungkin mengkhianati para pemnat membaca buku.

Perlu kita lihat secara History, Para filosofis berupaya untuk melahirkan sebuah pengetahuan. Entah dari ontologi (atau dari barangnya). Namun para filosof ini menelisik dengan Epistemologi (bagaimana proses barang tersebut). Setelah di cari hakekat dari pengetahuan tersebut. Dengan Aksiologi (Nilai barang), maka munculah sebuah manfaat dari barang tersebut dari mengetahui jadi diketahui. Para filosof bersusah payah untuk mencari bentuk pengetahuan dari rasio, empiris, eksperimen, dan observasi untuk di analisis kebenarannya. Lalu pengetahuan tersebut dapat juga di bukukan.

Sepatutnya kita berterima kasih apa yang telah di lakukan oleh filosof tersebut. Dan tak lupa bersyukur kepada Allah SWT sebagai sang khalik. Yang jadi peran pemuda hanyalah :

1. Budaya membaca buku dan situasi kondisi.

2. Menganalisis buku tersebut dengan adanya kebenaran.

3. Penerapan dengan apa yang di ketahui dari teori yang ada.

Ayo bagi masyarakat indonesia terutama pemuda dan mahasiswa budayakan membaca buku. Membaca buku sebagai proses mencari ilmu. Dan mencari ilmu wajib bagi kaum muslimin dan kaum muslimat seperti hadits di bawah ini yaitu :

 طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَ
Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr).

 

Writter : Aji Cahyono

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun