Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kerumunan yang "Mengusik"

21 Januari 2024   11:15 Diperbarui: 21 Januari 2024   11:30 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pngtree.com

KERUMUNAN YANG "MENGUSIK"

Sengaja aku surut menjauh untuk menghindari perdebatan

Kerumunan orang-orang di pasar lima tahunan yang merencanakan pemakzulan, membuatku kembali terusik.

Mereka berencana memakzulkan penguasa atas dasar pelanggaran konstitusi.

"Ini pelanggaran konstitusi, penyalahgunaan kekuasaan! Kata mereka berapi-api.

Aku bertanya dalam hati, "Jalan seperti apa yang akan mereka tempuh?

Mereka sudah terang-terangan, tidak lagi dengan cara berbisik. Tapi, cara yang mereka lakukan pun jauh dari kebenaran.

Bagaimana mungkin bisa mengatasnamakan kebenaran dengan cara-cara yang tidak benar?

Satu telunjuk menuding, jari-jari lainnya mengarah pada diri sendiri.

Aku kembali terusik dengan perilaku mereka yang mengatasnamakan penegak kebenaran. Hati yang busuk ditutupi argumentasi basi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun