Kalau melihat formasi urutan berdasarkan elektabilitas, pasangan nomor urut 2, Prabowo-Gibran berada diperingkat 1. Sementara, pasangan nomor urut 2, Anies-Muhaimin berada diperingkat kedua, kemudian disusul pasangan nomor urut 3, Ganjar-Mahfud diperingkat ketiga.
Sepertinya kubu pasangan nomor urut 3 sudah tahu akan kalah diputaran pertama. Sehingga berusaha untuk menggagas membentuk koalisi 'Anies Ganjar' demi untuk memenangkan Pilpres 2024, meskipun harus satu biduk dengan kubu pasangan nomor urut 1, Anies-Muhaimin.
Pasangan yang berpeluang menang
Kalau sekadar berhitung secara matematika berdasarkan nilai elektabilitas yang diperoleh, maka pasangan nomor urut 2, Prabowo-Gibran (48,05 persen) tetap lebih tinggi, dibandingkan nilai elektabilitas pasangan Anies-Muhaimin (22,80 persen) ditambah nilai elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud (18,35 persen). Sementara yang belum menentukan pilihan 11,80 persen.
Tapi, situasi psikologis pemilih dilapangan saat pemilihan akan sangat memengaruhi. Bahkan, yang belum menentukan pilihan akan menentukan pilihannya berdasarkan petunjuk hati nuraninya. Kepada pasangan mana mereka menentukan pilihan? Wallahu'alam, disinilah peranan 'tangan gaib' itu bekerja.
Berkoalisinya kubu pasangan Ganjar-Mahfud dengan kubu Anies-Muhaimin, bisa saja menjadi kekuatan yang dahsyat. Tapi, tidak bisa juga mengabaikan 'kekuatan' pasangan Prabowo-Gibran. Faktor suka dan tidak sukanya pemilih terhadap pasangan Capres-Cawapres tidak bisa dipandang sebelah mata.
Sikap dan perilaku pasangan Capres-Cawapres menjelang pemilihan berlangsung, akan sangat memengaruhi psikologis pemilih. Tidak perlu merasa di atas angin, tetaplah berpijak di bumi. Yang harus disadari oleh Paslon yang mengikuti kontestasi Pilpres, ada campur tangan Tuhan dalam menentukan hasil akhir Pilpres. Kemana takdir-Nya akan berlabuh? Hanya Tuhanlah yang tahu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H