Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Lelaki dan Retorika Hujan

10 November 2021   19:45 Diperbarui: 10 November 2021   20:05 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LELAKI DAN RETORIKA HUJAN

Setelah air tak lagi diajak berdiskusi, maka curah hujan dipersalahkan, meskipun berbagai doa dipanjatkan hujan tetap datang meski tak diundang

Curah hujan yang begitu tinggi menjadikan antrian air terhambat masuk ke bumi, kali ini lagi-lagi intensitas air dipersalahkan, ketika buku petunjuk banjir tidak menjadi hapalan

Baru saja mendownload buku petunjuk banjir, curah hujan mengalir deras tanpa bisa dianulir, hujan sunnatullah yang akan berhenti sesuai kehendaknya

Manusia tidak berkuasa untuk menghentikannya, tapi diberikan akal untuk mengatasi akibatnya, tenunan kata-kata tidak akan menghasilkan apa-apa tanpa aksi nyata

Ribuan retorika tentang hujan berhamburan, hanya menjadi pemanis bagi yang mendengarkannya, tidak akan pernah bisa menghentikan hujan, pun juga akibat besarnya curah hujan

Genangan air tidak ingin disebut banjir, itu hanya antrian air yang terlambat masuk ke bumi, dan berbagai ucapan lain yang menepis sebutan banjir, seakan banjir adalah aib yang menampar muka penguasa.

Jakarta, Nopember 2021
Ajinatha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun