Kemajuan Korea, Cina, Indonesia dan India saat ini dianggap menjadi ancaman bagi Amerika. Bahkan kemajuan dunia Islam pun dianggap sebagai ancaman, itulah yang kadang membuat mereka cenderung rasis, prejudice, dan diskrimitatif. Meskipun sikap seperti itu hanya kadang-kadang muncul, namun semua itu adalah refleksi dari adanya pola pikir budaya tersebut.
Aksi Teroris
Menarik juga untuk dikaji, aksi teroris akhir-akhir ini masuk dalam kategori pola pikir budaya yang manakah? Kalau melihat latar belakang terjadinya aksi terorisme akhir-akhir ini, pola pikir budaya yang melatarinya, masuk dalam kategori kedua, yakni kelompok yang mengidap penyakit "Culture of Humaliation" atau pola pikir budaya yang merasa dirinya, kelompok selalu tertindas.
Kesamaan pola pikir pelaku teror dan pendukungnya, dilatari oleh kesamaan pola pikir dan rasa. Makanya tidak perlu heran kalau banyak yang mendukung aksi teroris, padahal aksi teroris tersebut juga mengancam diri dan keluarganya juga. Tapi dengan penuh suka cita mereka mendukung adanya aksi teroris tersebut.
Kelompok yang mengidap penyakit ini biasanya sangat eksklusif, dan anti sosial, berbeda dengan para pendukungnya. Kesamaan pola pikir budaya, bahwa aksi teror dengan cara bunuh diri itu adalah Jihad Fisabilillah, hanya karena minimmya pengetahuan agama. Pada umumnya karena berguru pada kelompok yang sama, makanya mendukung aksi teror tersebut.
Untungnya sebagian besar masyarakat kita masih tergolong dalam kelompok "Culture of Hope," dengan demikian terhindar dari kehancuran dan perpecahan bangsa, meskipun gejala kearah perpecahan tersebut sudah didepan mata.
Masih banyak masyarakat yang optimis dengan kehidupan yang sedang dijalani sekarang ini, bisa menerima kemajuan pembangunan, dan perubahan yang terjadi secara positif. Adanya perbedaan pola pikir inilah yang menimbulkan kesan bangsa ini sudah terbelah.
Berdasarkan uraian diatas, Anda berada dalam posisi yang mana? Perlu direnungkan, dan mengubah pola pikir yang salah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H