Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politisi yang "Gagal Dewasa" di Dunia Politik Kita

23 Juni 2020   10:19 Diperbarui: 23 Juni 2020   10:41 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi: Detik.com

Politisi gagal dewasa ini sekilas terlihat sangat vocal, dan cerdas, padahal tidak cermat dalam mengkritisi, bahkan hanya asal bunyi. Belum tahu duduk persoalan yang sebenarnya, mereka sudah ramai di sosial media, seakan-akan peduli dengan keadaan negara dan bangsa.

Padahal mereka hanya sedang menaikkan populeritas, dengan perantara masalah yang sedang dihadapi bangsa dan negara. Kalau ditanya solusinya apa, mereka pun tidak tahu cara mengatasinya.

Karena mereka bersuara memang bukan untuk mencari solusi dari masalah tersebut, mereka butuh masalah itu untuk kepentingan politik pribadi dan kelompok mereka. Hampir rerata karakteriatik politisi gagal dewasa hampir sama.

Suara mereka nyaring terdengar, tapi tindakan mereka tidak ada. Mereka menciptakan kegaduhan di tengah kegaduhan yang ada. Mereka sangat menikmati fasilitas yang ada, tanpa sedikit pun merasa berdosa.

Kalau mau melihat mereka, bukalah media sosial, hampir setiap hari mereka bersuara, karena dengan cara itulah mereka bisa hidup. Tanpa media sosial, mereka bukalah apa-apa, hidup dan populeritas mereka ditunjang oleh media sosial.

Kalau mereka benar-benar bekerja untuk bangsa dan negara, mereka tidak butuh media sosial untuk membumikan diri mereka, karena dengan kerja dan karya, pastinya mereka akan tetap eksis di dunia politik.

Sebagai masyarakat biasa, kita tidak perlu terbawa arus pikiran politisi gagal dewasa, karena mereka memang sedang tidak melakukan apa-apa, mereka hanya bicara yang tidak ada isinya.

"Sejak zaman nabi sampai kini, tidak ada manusia yang bisa terbebas dari kekuasaan sesamanya, kecuali mereka yang tersisihkan karena gila. Bahkan pertama-tama mereka yang membuang diri, seorang diri di tengah-tengah hutan atau samudera masih membawa padanya sisa-sisa kekuasaan sesamanya. Dan selama ada yang diperintah dan memerintah, dikuasai dan menguasai, orang berpolitik." (Pramoedya Ananta Toer)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun