Tidak salah kalau Presiden Jokowi menempatakan Danjen Kopassus, Letnan Jenderal Doni Monardo sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sekaligus merangkap Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Sebagai Bencana Nasional non-alam, bencana covid-19 perlu penanganan secara khusus oleh seseorang yang juga memiliki kemampuan khusus, yang memiliki kompentensi dan ketegasan yang tidak perlu lagi diragukan, dan Doni Monardo memiliki itu semua.
Yang sedang dihadapi pemerintah sendiri saat ini bukan cuma pandemi covid-19, tapi juga berbagai kemungkinan adanya pihak-pihak yang ingin memanfaatkan situasi dan kondisi, yang sedang dihadapi bangsa dan negara, untuk melaksanakan agenda politiknya.
Kita tahu sebelumnya Presiden Jokowi sempat melibatkan Badan Intelijen Negara (BIN), saat awal penanganan penyebaran covid-19, bahkan sempat menjadi bahan ejekan masyarakat, yang tidak membaca situasi yang ada secara lebih mendalam.
Sehingga pada akhirnya, Presiden Jokowi perlu merekrut mantan Komandan Jennderal Komando Pasukan Khusus TNI, yang menguasai strategi perang, dan secara performa sangat disegani, untuk menjabat kepala BNPB sekaligus Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Ini bukanlah sebuah kebetulan, tapi sesuatu yang sudah diperhitungkan dan direncanakan secara matang, sebagai sebuah strategi penanganan khusus dan terukur.
Penanganan bencana haruslah ditengani secara cepat dan tepat, juga dengan memperhitungkan berbagai hambatan yang mungkin akan terjadi. Untuk itu sangat dibutuhkan seseorang yang mampu membaca situasi dilapangan.
Kepala BNPB dan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19, bukanlah posisi jabatan yang pantas bagi seorang birokrat, karena harus banyak dilapangan dan siap bekerja dibawah satu komando, dan tidak mbalelo terhadap atasan.
Doni Monardo sebagai seorang jenderal aktif sangat pantas menduduki posisi tersebut, dia mengikuti jejak pendahulunya yang juga dari Kopassus, yakni Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, juga Menteri Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
Seorang Presiden yang dari kalangan rakyat biasa (sipil), memang sudah selayaknya dibentengi oleh orang-orang yang menguasai strategi tempur, karena memang paskapemilu 2019, situasi keamanan negara belumlah kondusif.