KIAMAT KECIL ITU BERNAMA VIRUS CORONA
Tetiba semua menjadi panik dan takut, takut pada penyakit, takut pada wabah virus corona, tapi tidak takut pada pemilik dan yang menciptakan wabah tersebut. Perantara wabah itu, Tuhan menguji umatnya, ternyata seketika tergagap menghadapi "kiamat kecil" yang Tuhan datangkan.
Ujian Tuhan itu sangat rasional, bisa dicerna dengan keimanan, dengan keyakinan bahwa tidak ada sesuatu yang bisa terjadi di muka bumi ini, tanpa seizin-Nya. Bagi Tuhan semua itu mudah, semudah membalikkan telapak tangan, karena Dia sangat berkuasa atas alam dan seisinya.
Bagi yang mengimani-Nya, hanya akan takut kepada-Nya, dan meyakini segala macam penyakit bisa diidap manusia, atas izin dan kehendak-Nya, manusia tidak akan mampu menolaknya. Tapi Tuhan tidak tinggal diam, Dia sudah menyiapkan penawarnya, itulah manusia dibekali akal, agar dengan akal dan ilmunya, bisa menemukan penawarnya.
Orang-orang yang panik menghadapi ujian Tuhan, karena tidak mengimani semua kekuasaan dan kehendak-Nya, dan tidak takut kepada Tuhan, tapi lebih takut pada penyakit yang diciptakan-Nya. Padahal tidak ada satupun yang bisa persiapkan, kalau Tuhan sudah menghendaki semuanya terjadi
Hak manusia hanya sebatas merencanakan, tidak akan lebih heat dari apa yang sudah direncanakan Tuhan. Mewaspadai adalah kewajiban, tapi kewaspadaan yang berlebihan, dengan merusak semua tatanan hidup, dan mengabaikan kepentingan orang lain, tidak juga disukai Tuhan.
Tuhan tidak menyukai segala hal yang berlebih-lebihan, apa lagi sampai mengabaikan keyakinan terhadap-Nya. Apa lagi memborong semua kebutuhan pokok secara berlebihan, sehingga mengabaikan kebutuhan orang lain, juga menaikkan harga diluar batas kewajaran, sangat dimurkai Tuhan.
Tahu apa yang tidak disukai, dan dilarang Tuhan, tapi semua dilanggar hanya atas dasar memenuhi kepentingan nafsu, sehingga lupa kalau Tuhan bisa melakukan apa saja, sekehendak hatinya, untuk menguji manusia, dan itu tidak pernah diyakini bisa dilakukan-Nya.
Itulah manusia, yang kadang lebih mempertuhankan benda, dan ketakutan, ketimbang Takut kepada Tuhan. Batin yang kosong tanpa memiliki spiritualitas, sangat mudah diguncang berbagai keadaan, seketika bisa abai tehadap apa yang seharusnya diyakini. Wallahu'alam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H