Mempertahankan pekerjaan di sebuah perusahaan, ataupun pada instansi pemerintah, jelas setiap orang punya alasan yang berbeda. Namun pada dasarnya sebuah pekerjaan tetap dipertahankan bukan karena besaran salary-nya semata, juga karena prospek kariernya jelas.
Kalau salary-nya tidak memadai, prospek kariernya mandeg, terus situasi kerjanya gak nyaman, tentunya tidak ada lagi alasan untuk mempertahankan pekerjaan tersebut.Â
Setiap orang memang berbeda kebutuhannya. Bagi orang yang mengutamakan perkembangan karier, tentunya lebih mengutamakan prospek pada pekerjaan dan profesinya. Terutama bagi yang bekerja di perusahaan swasta, karena dengan meningkat dan berkembangnya karier, maka salary-pun akan disesuaikan.
Begitu juga di instansi pemerintahan. Hanya saja kadang karena sudah terikat dengan status PNS, maka lebih cenderung tetap bertahan, meski pun tidak nyaman dalam segala hal.
Penulis punya pengalaman tentang hal ini. Ketika prospek karier mandeg, akhirnya keluar dari pekerjaan tersebut, pindah pekerjaan dengan prospek karier dan penghasilan yang lebih menjanjikan.
Setelah malang melintang sebagai graphic designer, dan menjadi kutu loncat dari satu advertising ke advertising lainnya, akhirnya bisa menduduki posisi art director. Namun berkarier sebagai art director di advertising sampai mandeg, mau naik jenjang jabatan sebagai creative director malah mentok, karena tidak menguasai bahasa Inggris.
Akhirnya dapat tawaran menjadi art director di sinetron. Di sini kemungkinan perkembangan kariernya lebih memungkinkan. Ternyata memang, menjadi art director di sinetron dan film, ruang gerak kerjanya lebih dinamis, malah sempat menyutradarai iklan.
Di profesi ini malah bisa bertahan hampir tiga puluh tahun. Secara keekonomian pun terasa peningkatannya. Tantangan untuk meningkatkan karier ke jenjang penyutradaraan memang terbuka peluangnya, hanya saja penulis tetap ingin konsisten di bidang penataan artistik.
Karena situasi kerja yang semakin tidak kondusif, akhirnya penulis memilih untuk meninggalkan profesi tersebut. Oleh karena jam kerja dan ritme kerja, sudah tidak sesuai kebutuhan, penghasilan pun semakin tidak menjanjikan.
Mengingat kebutuhan secara ekonomi sudah tidak ada, maka penulis lebih memilih mencari profesi yang bisa ditekuni dirumah. Nah ternyata, kemampuan lain selain di bidang seni rupa yaitu menulis. Penulis sudah aktif menulis sejak di bangku SMA, kemampuan inilah yang ditekuni saat ini.
Memang secara penghasilan tidaklah seberapa, hanya saja profesi ini memiliki kemandirian, tidak terikat dengan status sebagai karyawan, sehingga penghasilan yang didapat pun tergantung produktivitas. Karena tidak ada lagi tuntutan ekonomi yang harus dipenuhi, maka tidak ada beban yang harus dikejar.