Jangan tergiur pinjaman online yang sedang marak sekarang ini. Dengan alasan berbeda dengan yang lainnya, perusahaan pinjaman online yang mengaku usaha koperasi SB ini, akan menggoda calon mangsa dengan kemudahan yang menggiurkan.
Pada awalnya calon debitur di SMS, dalam SMS tersebut diarahkan untuk menghubungi nomor WA yang sudah disediakan. Selanjutnya pihak koperasi akan memberikan persyaratan yang kalau dilihat sepintas sangatlah mudah.
Secara umum persyaratannya, KTP, Kartu Keluarga, Buku Tabungan. Selebihnya mengisi data pribadi, termasuk juga pekerjaan, besaran penghasilan, berapa banyak jumlah tanggungan dan kontak keluarga/teman yang bisa dihubungi.
Yang membuat saya curiga dengan pihak koperasi SB ini, ketika saya test soal persyaratan tentang pekerjaan, pihak koperasi tersebut tidak terlalu mempersoalkan, padahal itu adalah persyaratan yang mutlak bagi seorang calon debitur.
Ada satu hal yang tidak umum dari aturan dan persyaratan peminjaman, calon debitur harus deposit terlebih dahulu, yang nilainya cukup lumayan. Untuk peminjaman senilai 5 juta, harus deposit terlebih dahulu 750.000 rupiah.
Deposit ini sudah ditransfer telebih dahulu sebelum pinjaman diajukan. Alasannya, deposit ini akan dikembalikan setelah pinjaman disetujui. Bisa dibayangkan, pinjaman belum jelas tapi kita sudah keluar uang terlebih dahulu.
Semakin besar nilai pinjaman yang diajukan, make semakin besar pula nilai depositnya. Saya tanya apa jaminan bagi saya setelah deposit saya transfer, kalau seandainya pengajuannya ditolak. Jawabannya uang saya akan segera dikembalikan. Menurutnya lagi pinjaman pasti disetujui.
Saya bilang sama pihak koperasi, yang namanya calon debitur mau pinjam uang itu karena butuh uang, kalau belum meminjam dia sudah keluar uang, itu namanya modus penipuan. Saya bilang sama dia, sekarang saya yang pinjamim kamu uang deh, tapi kamu deposit dulu ke saya, kamu mau gak.
Dia gak bisa jawab pertanyaan saya, Â dan langsung menghilang. Modus penipuan pinjaman online seperti ini sedang marak, dan bisa jadi sudah banyak memakan korban.Â
Modusnya pun bermacam-macam, yang jelas korbannya tergiur dengan kemudahan yang ditawarkan, Â sehingga menyanggupi persyaratan yang diajukan.