Seberkas sinar memasuki celah jendela kamar
Hari lalu dan kenangan sedikit memudar
Kembali melangkah dengan asa yang terbakar
Keyakinan kuat harus lebih mengakar.. .
Kopi saset teman setia membuka mata
Sigaret kretek tak lupa, harus ada
Hirup aroma, asap seduhan kopi yang membara
Seruputan pertama hangatkan gairah jiwa.. .
Buka jendela, sapa angin pagi
Macis kucari, bakar sigaret kretek dengan hati-hati
Kepulan asap menyayat hati, tapi tetap kucintai
Ada kala ingin henti, namun akhirnya kucari lagi.. .
Buka dunia maya di Kompasiana
Cari-cari berita, malah terhanyut di kategori fiksiana
Ada berita wanita memeluk mesra pria di konser dewa
Rupanya sang filsuf di gandrungi para wanita.. .
Memang benar waktu tak mau menunggu
Aku lupa seduhan kopiku, hangatnya telah berlalu
Tiga batang tinggal satu, heuheu
Warung mak sum telah menunggu.. .
Kutinggal sebentar meja belajar
Cari ketengan karena uang tinggal selembar
Kopi kutinggal, belum juga aku habiskan
Walau dingin, nikmatnya tetap kurasakan.. .
Hmm, rupanya tak mau ketinggalan
Ingin juga rasakan kenikmatan
Sisa kopi dinginku yang tinggal sategukan
Dibanjiri si kecil imut meresahkan.. .
Dasar semut nakal
Tiga bait dipikir matang-matang
Rupanya, ini cuma tentang kerubungan semut nakal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H