Aji Sentosa
Pendidikan Agama Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Akhir-akhir ini Provinsi DKI Jakarta Khususnya dan Indonesia pada umumnya sedang mengalami musibah, yakni banjir yang melanda di beberapa titik Daerah Ibu Kota. Dikutip dari Tribunnews.com data menyebutkan bahwa banjir merendan disejumlah wilayah DKI Jakarta, Minggu (7/11/2021). Tercatat 21 RT di wilayah Ibu Kota yang terendam Banjir. Puluhan RT yang terendam banjir tersebut meliputi wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Utara. Banjir yang terjadi disebabkan karena wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya diguyur hujan yang sangat deras akibatnya kali Pesanggrahan dan kali Jalawe meluap hingga kepermukiman warga.
Namun pada kenyataannya banjir yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh hujan yang deras dan lupan kali saja, akan tetapi masih saja ada masyarakat yang masih kurang kesadarannya terhadap lingkungannya. Seperti membuang limbah rumah tangga maupun limbah pabrik ke kali. Yang mengakibatkan ketika hujan turun dengan curah yang sangat deras maka kali-kali yang terdapat disekitar permukiman warga meluap dan menjadi penyebab terjadinya banjir.
Sebagai umat muslim, disamping hal ini sebagai musibah, ini juga bermakna sebagai sebuah peringatan dari Allah Swt. kepada umat manusia bahwa, kerusakan di muka bumi sesungguhnya tidak lain adalah ulah manusia itu sendiri, yang pada akhirnya dirasakan oleh manusia sendiri. Di dalam Al-Qur'an Surah Al-Ruum (30) ayat 41 dijelasakn bahwa: "telah nampak kerusakan di dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)".
Ayat tersebut diturunkan untuk menegaskan bahwa ulah manusia yang menjadi penyebab berbagai kerusakan yang terjadi di darat bahkan di laut. Dalam ayat ini, Allah juga memperingatkan manusia untuk kembali ke jalan yang lurus, tidak merusak alam sesuka hatinya demi untuk memenuhi keinginannya sendiri, jangan sampai apa yang dialami orang sebelumnya tidak terjadi pada dirinya. Karena orang-orang yang menyimpang dari jalan kebenaran seperti nenek moyang mereka lakukan, Allah katakan mereka sebagai orang-orang musyrik.
Didalam Al-Qur'an itu sendiri mengistilahkan kerusakan itu dengan istilah fasd. Istilah fasad dengan seluruh kata jadiannya di dalam Al-Qur'an teruang sebanyak 50 kali, yang berarti sesuatu yang keluar dari keseimbanga. Sementara cakupan makna fasad ternyata cukup luas, yaitu menyangkut jiwa/ rohani, badan/ fisik, dan apa saja yang menyimpang dari keseimbangan/ yang semestinya.
Istilah fasd dalam Al-Qur'an dapat dibedakan menjadi :
Prilaku menyimpang dan tidak bermanfaat
Sebagaimana difahami firman Allah dalm Q.S. Al-Baqarah ayat 11 :Â
Dan apabila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami orang-orang yang melakukankan perbaikan."(al-Baqarah/2:11)