Sudah lebih dari 1 tahun sejak pemerintah mengkofirmasi adanya kasus positif terpapar virus Covid-19 pertama di Indonesia, tepatnya pada tanggal 2 Maret, 2020. Yang menciptakan krisis mulai dari kesehatan masyarakat, ekonomi, dan perubahan rutinitas terutama dalam hal pendidikan. Dalam kesempatan kali ini, kita akan berfokus dengan, seberapa efektifitas penyampaian pendidikan menggunakan sarana teknologi dan pembiasaan dengan sistem belajar dan mengajar di masa pandemi. Salah satu pemanfaatan teknologi yang berperan dalam dunia pendidikan di masa pandemi adalah pembalajaran daring (dalam jaringan).
Saat ini kita tahu bahwa perkembangan teknologi begitu pesat, sehingga kita dapat menggunakan sisi fungsional dari teknologi tersebut dengan baik. Salah satunya media komunikasi dan informasi, kita dapat dengan mudah mengakses informasi hanya dengan gerakan beberapa jari saja. Ada pula media berkomunikasi kelompok sosial yang menghubungkan satu dengan banyak lainnya, yaitu Whatsapp, Instagram, Messenger, Line dan media sosial lain sebagainya. Banyaknya media tersebut dapat kita gunakan sebagai jembatan agar proses belajar dan mengajar tetap berjalan. Penerapan teknologi secara tepat atau tidaknya akan mempengaruhi keefektifan sistem pembelajaran secara daring (dalam jaringan).
Pembelajaran Dalam Jaringan
Sistem pembelajaran secara daring merupakan sistem pembelajaran secara tidak langsung atau tidak adanya pertemuan tatap muka antara guru dan murid. Akan tetapi, para guru harus memastikan proses belajar mengajar agar tetap berjalan sebagaimana mestinya. Dan ini menjadi kesempatan bagi para murid untuk menggunakan teknologi secara maksimal. Dengan sistem pembalajaran daring, guru dituntut menggunakan media pembelajaran yang inovatif dengan memanfaatkan teknologi.
Berkat teknologi yang sudah maju dan pemanfaatan dampak positifnya, memudahkan kita dalam beberapa hal, terutama di masa pandemi seperti ini. Di masa pandemi ini, penerapan teknologi seperti diperuntukkan kepada para siswa agar mendapatkan pembelajaran namun tetap mematuhi protokol kesehatan dan tetap dirumah. Pastinya dengan memanfaatkan media sosial sebagai sarana penyampaian pembelajaran. Namun agar tetap efektif, para pengajar membuat sebuah group chat untuk memberikan materi pembelajaran kepada para murid.
Kendala PMB Secara Daring
Tidak luput dari itu semua, untuk melalukan pembalajaran daring membutuhkan sebuah pendorong berupa jaringan internet, koneksi yang memadai pun menjadi faktor penentu keefektifan proses pembelajaran secara daring. Dan ini menjadi sebuah permasalahan bagi beberapa daerah yang berada di indonesia, terutama di bagian pelosok. Dimana kurangnya pemerataan teknologi dan jaringan internet yang membuat ketertinggalan masuknya materi pembelajaran. Jika kita membahas faktor yang mendorong pembelajaran daring, kita pasti tahu bahwa beberapa saudara kita yang memiliki ekonomi menengah kebawah merasakan sulitnya menyesuaikan diri untuk belajar yang mengharuskan menggunakan gadget di masa pandemi ini. Beberapa orang tua pun mengaku kesulitan dalam menyediakan media untuk anak-anaknya melakakukan pembelajaran dikarenakan faktor ekonomi, serta jaringan internet yang kurang memadai.
Efektif atau Tidaknya PMB Secara Daring
Menurut saya pribadi, proses belajar dan mengajar yang dilakukan secara online ini kurang efektif dikarenakan kebiasaan yang berubah. Yang dimana kita biasa menatap papan tulis dan mendengarkan langsung guru mengajar, membuat kerja otak untuk belajar sedikit berkurang. Dimana sekarang kita belajar menatap layar gadget dan terkadang para pelajar tidak begitu memperhatikan apa yang guru mereka jelaskan. Namun itu semua menjadikan kita pribadi yang mandiri untuk bisa menyesuaikan diri dalam menghadapi sebuah masalah.
New Normal bukan lagi hal asing di telinga masyarakat, mulai dari kebiasaan dalam kesehatan yaitu 3M, ekonomi yang turun, dan perubahan sistem pendidikan. Terutama dalam memenuhi kebutuhan berupa pendidikan dan pekerjaan dilakukan secara online. Menggunakan media teknologi dalam melakukan kegiatan sehari-hari, saat ini sangat diharuskan. Walaupun ada beberapa daerah yang buta akan teknologi entah itu merupakan pemerataan teknologi yang masih kurang atau memang menjaga akan ketradisional daerah tersebut dalam menerima kemajuan teknologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H