Selasa sore saya dan teman saya datang ke musium konfrensi Asia Afrika Jl. Asia-Afrika 65 Bandung 40111 Jawa BArat dengan tujuan mengikuti nonton bareng film tentang "Tjidurian 19". tjidurian ini adalah nama jalan di Jakarta yang secara tidak di setting atau tidak sengaja tempat berkumpulnya seniman, perupa, sastrawan, dan penyair.
film dokumenter yang saya simak ini menceritakan tentang bagaimana perjalanan LEKRA dalam mencerahkan masyarakat terhadap budaya, dan identitas negara Indonesia. budayawan, seniman, dan perupa yang tergabung dalam lekra semuanya memfokuskannya pada masalah-masalah sosial dimasyarakat dan bertanggung jawab terhadap perubahan-perubahan.
dan apakah semangat yang seperti ini di persalahkan? dan apakah LEKRA ini di generalisir sebagai anggota PKI semuanya? dan apakah semua anggota LEKRA ini atheis? jikalau kita semua tahu dan mengalami pada zamannya akankah kita menilai semua yang diusahakan, ditularkan Lekra sebagai semangat kebangsaan, sebagai suatu kesalah? pandangan saya sungguh sangat tidak adil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H