Mohon tunggu...
Ajeng Widiyastuti
Ajeng Widiyastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pendidikan inklusif: Mengapa Anak dengan Down Syndrome Layak Mendapatkan Kesempatan yang Sama?

28 Oktober 2024   20:30 Diperbarui: 28 Oktober 2024   23:55 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mengatasi permasalahan ini dapat memberikan pelatihan yang sesuai kepada guru untuk memberikan pengajaran yang sesuai kepada anak-anak khususnya Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Selain itu pemerintah dapat menyediakan fasilitas yang mendukung.

Refrensi :

Arriani Farah, dkk. 2022. Panduan pelaksanaan pendidikan inklusif. Jakarta: Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Irwanto, dkk. 2019. A - Z Sindrom Down. Surabaya : Airlangga University press

Irawan Roedi. 2021. Kelainan genetik dan diagnosis sindrom down . Jawa timur : Airlangga University press

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun