75 tahun sudah Indonesia merdeka. Waktu yang masih sangat belia, jika dibanding dengan Amerika. Namun sudah cukup dewasa, dibanding Singapura. Tapi bagaimana kita? Masih kanak-kanak kah sebagai bangsa, atau sudah bijak-kah sebab dewasa?
Pertanyaan yang tidak akan habis ditanyakan. Namun paling penting, kita harus memahami bagaimana Indonesia merdeka. Meyakini bahwa bhineka tunggal ika, bukan hanya dicomot dari Sutasoma Mpu Tantular. Namun janji suci, yang akan dipegang teguh selama-lamanya!
Proses kemerdekaan Indonesia, adalah perjalanan yang panjang. Perjalanan yang di dalamnya rakyat menderita. Belanda berkuasa selama 350 tahun, dilanjut Jepang 3,5 tahun. Lengkap sudah penderitaan. Rakyat Indonesia sendirilah, yang terdiri dari berbagai suku-bangsa, menjadi inspirasi perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Di tahun 1800 an, seorang Belanda bernama samaran Multatuli, mulai merasakan kebiadaban bangsanya. Ia menorehkan ketidak adilan yang diterima rakyat Hindia-Belanda, lewat karyanya Max Havelaar. Di sana ia menyayangkan betapa lemahnya pemerintahan Belanda melindungi rakyat Indonesia.Â
Sehingga demang, para pejabat pribumi dengan semena-mena memperlakukan mereka. Kerbau-kerbau sumber penghidupan, dirampas semau pejabat, sebagaimana yang dialami salah satu tokoh di dalamnya "Saijah-Adinda". Sepertinya Pemerintah Belanda memang berharap, orang sebangsa saling menindas. Maka mereka dengan leluasa berkuasa. Â Â
Di periode 1900 an, Hindia-Belanda memiliki wartawan yang brilian dan berani, Tirto Adhi Soerjo (TAS). Novel Pram, telah menceritakannya dengan detail dengan bumbu fiksi yang menawan.
TAS tidak banyak dikenal, namun ia berhasil meletakkan dasar perjuangan diplomasi Indonesia. Kemudian H.O.S Tjokroaminoto yang berprofesi sebagai pedagang, turut pula mengkampanyekan Indonesia merdeka. Maka lahirlah Soekarno, M. Natsir, Kasman Singodimejo dan banyak tokoh kemerdekaan lainnya.
Perjuangan diplomasi tak pernah berjalan mulus. Belanda selalu saja terlalu sayang melepas Bumi Pertiwi yang demikian molek. Tapi mereka hanya tertarik kemolekan sang ibu, enggan merawat anak-anaknya.
Hingga kemudian datanglah Jepang, penjajah kejam, yang menjadi pembuka jalan Indonesia Merdeka. Setelah melalui rapat di BPUPKI, dengan Radjiman Wedyodiningrat sebagai ketua, dan anggotanya terdiri dari beragam penduduk Hindia Belanda. Kemudian dilanjut dengan terbentuknya PPKI yang diketuai Soekarno. Pada periode tersebut Jepang, dibuat keok oleh Sekutu dengan dijatuhi bom atom di 2 tempat, Hiroshima dan Nagasaki.
Para pemuda yang tak sabar, kemudian membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. Dua tokoh ini dibawa dan diamankan dari pengaruh Jepang di rumah seorang petani Tionghoa bernama Djiauw Kie Siong. Di sanalah terjadi kesepakatan penting untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Â