Mohon tunggu...
Wilujeng Windhiari
Wilujeng Windhiari Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar Sepanjang Hayat

Ibu rumah tangga, satu putra. Penulis buku-buku Ekonomi dan Akuntansi. Kadang jadi editor. Pernah jadi murid, mahasiswa, guru, akuntan, auditor, pebisnis, penjual sekaligus cs. From all of that, the best thing and I Love so much, is become a housewife and mother of my son.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jadilah yang Kedua dalam Bisnis

21 November 2014   15:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:14 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul di atas bukan upaya menyesatkan, seperti yang dilakukan banyak situs berita online. Dimana judul dan isi beritanya, kadang tidak nyambung. Tetapi itulah kreatifitas jurnalisme, jika judul dan isi tidak nyambung, maka bayangkan steak dari jamur. Enak, namun aneh dan anda pasti senang memakannya. Tentu saja tergantung keahlian koki pengolahnya.

Dalam dunia bisnis, berinovasi memang sesuatu yang mutlak untuk dilakukan. Tanpa inovasi tentu bisnis akan mandeg, tidak berjalan dan ujung-ujungnya gulung tikar. Maka banyak yang berjuang untuk menjadi nomor satu dalam bisnis. Segala inovasi dilakukan, mulai pemasaran, produk, distribusi dan keuangan. Semua aspek bisnis diteliti untuk menjadi nomor satu. Bagus sekali. Namun benarkah hal tersebut?

Benar, sudah pasti benar, namun sedikit kurang tepat. Ada baiknya kita selalu menjadi nomor dua dalam bisnis. Mengapa? Jawabannya adalah dengan menjadi nomor 2 kita dapat dengan mudah meniru kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh si pertama. Pernyataan ini bukan tanpa bukti, namun kenyataan terjadi demikian.

Ada raksasa elektronik dari korea yaitu samsung yang suka meniru produk apple. Apa jadinya, apple pun berusaha keras menghadang terjangan samsung. Meski tidak pernah terbukti siapa yang menang atau kalah, teknologi yang digelontorkan apple telah dimakan dengan nikmat oleh para pesaingnya, bukan hanya samsung. Sebuah resiko menjadi yang pertama.

Bukan hanya apple sebagai raksasa komputer, masih banyak contoh lainnya. Meski undang-undang hak paten telah demikian kuatnya, namun siapa menjamin ada orang dalam perusahaan yang tidak berselingkuh demi sejumlah kenikmatan dunia? Moral memang selalu memegang peranan penting dalam setiap lini kehidupan, termasuk bisnis.

Lalu kemudian apakah salah menjadi yang pertama? Tidak, itu adalah hal yang terbaik. Jika tidak ada yang memulainya, maka manusia di muka bumi tetap seperti pada jaman batu, tanpa pakaian dan perangkat pintarnya.

Hal terbaik yang harus dilakukan adalah selalu memiliki mindset untuk perbaikan diri. Itulah yang dimaksud selalu menjadi yang kedua dalam bisnis. Saat bisnis kita telah menjadi yang pertama, kita harus tetap waspada dengan pesaing-pesaing yang akan segera muncul. Pelajari inovasi mereka dan kemudian kita menjadi yang kedua. Lebih baik dan tentu saja memimpin dalam bisnis.

Semoga bermanfaat dan selamat memulai aktivitas yang barokah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun