Mohon tunggu...
Ajeng Rossantika Sari
Ajeng Rossantika Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Revolusi Hijau di Pertanian, Program Refugia dari Mahasiswa KKN

18 Juli 2024   17:18 Diperbarui: 18 Juli 2024   17:37 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mojokerto, 13 Juli 2024 -- Sektor pertanian Indonesia, sebagai tulang punggung perekonomian nasional, menghadapi berbagai tantangan serius mulai dari penurunan kualitas tanah, serangan hama, hingga perubahan iklim. Menanggapi tantangan tersebut, mahasiswa KKN Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya, Kelompok 8, Grup KKN R4, dengan bangga mempersembahkan program kerja inovatif mereka: "Pemanfaatan Tanaman Cantik Refugia di Sektor Pertanian." Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dan estetika dalam pertanian melalui pemanfaatan tanaman hias yang berfungsi sebagai refugium bagi fauna yang bermanfaat.

Pendekatan yang digunakan dalam program ini adalah memanfaatkan tanaman hias yang tidak hanya mempercantik lahan pertanian tetapi juga mendukung ekosistem. Tanaman cantik yang dipilih seperti marigold (Tagetes spp.) dan kenikir (Cosmos sulphureus) memiliki dua fungsi utama: meningkatkan keindahan lahan pertanian dan menarik predator alami yang dapat mengendalikan hama tanaman. Dengan cara ini, program Refugia bertujuan untuk menciptakan lingkungan pertanian yang lebih seimbang dan ramah lingkungan.

Konsep Refugia berakar dari ide bahwa tanaman tertentu dapat berfungsi sebagai tempat berlindung atau tempat hidup bagi predator alami. Predator ini memainkan peran penting dalam mengendalikan populasi hama yang sering merugikan tanaman utama. Tanaman seperti marigold dapat menarik serangga seperti lacewings dan ladybugs, yang dikenal sebagai pemangsa alami bagi berbagai hama pertanian. Dengan memanfaatkan fungsi alami ini, petani dapat mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia, yang seringkali berdampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia.

Program ini dimulai dengan pemilihan jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi lokal dan karakteristik lahan pertanian. Tim KKN UNTAG Surabaya melakukan penelitian mendalam untuk menentukan tanaman yang tidak hanya estetis tetapi juga fungsional dalam ekosistem pertanian setempat. Penanaman dilakukan di sekitar lahan pertanian atau sepanjang batas lahan untuk memaksimalkan manfaat ekologis dan estetika. Tanaman-tanaman ini tidak hanya memberikan perlindungan bagi predator alami tetapi juga dapat meningkatkan kesuburan tanah dan kesehatan ekosistem secara keseluruhan.

Salah satu manfaat utama dari program Refugia adalah peningkatan kesehatan tanah dan keberagaman hayati. Tanaman refugium dapat berperan dalam meningkatkan struktur tanah, mencegah erosi, dan meningkatkan kapasitas retensi air. Selain itu, keberadaan tanaman ini dapat meningkatkan populasi serangga yang bermanfaat, membantu dalam penyerbukan dan pengendalian hama secara alami. Dengan meningkatkan keragaman hayati, program ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem pertanian yang lebih stabil dan produktif.

Program ini juga menyertakan komponen pendidikan dan pelatihan bagi petani. Melalui workshop dan sesi pelatihan, petani diberikan pengetahuan tentang cara menanam dan merawat tanaman refugium, serta manfaat jangka panjang dari metode ini. Edukasi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir petani dan memperkenalkan mereka pada metode pertanian berkelanjutan yang dapat meningkatkan hasil panen sambil mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Aspek sosial dan ekonomi juga menjadi fokus dalam pelaksanaan program ini. Tanaman cantik yang digunakan dalam program ini, seperti bunga matahari dan marigold, memiliki potensi pasar yang signifikan sebagai tanaman hias. Hal ini membuka peluang bagi petani untuk diversifikasi pendapatan mereka. Dengan menjual tanaman refugium, petani tidak hanya memperoleh tambahan pendapatan tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.

Dalam upaya memastikan efektivitas program, mahasiswa KKN UNTAG Surabaya melakukan pemantauan dan evaluasi berkala. Aktivitas ini mencakup pengumpulan data tentang pertumbuhan tanaman, dampaknya terhadap populasi hama, dan respon petani terhadap metode baru ini. Hasil evaluasi ini digunakan untuk mengidentifikasi tantangan yang mungkin timbul dan untuk menyesuaikan strategi implementasi agar program ini lebih efektif dan memberikan manfaat yang lebih besar.

Keterlibatan komunitas menjadi elemen penting dalam keberhasilan program ini. Mahasiswa KKN bekerja sama dengan masyarakat lokal dalam pelaksanaan program, termasuk dalam hal penanaman, perawatan, dan pemantauan tanaman refugium. Keterlibatan aktif masyarakat diharapkan dapat memperkuat dukungan terhadap praktik pertanian berkelanjutan dan memastikan bahwa manfaat dari program ini dapat dirasakan secara luas. Dukungan komunitas juga membantu dalam menyebarluaskan pengetahuan dan praktik baik tentang pertanian berkelanjutan.

Keberhasilan program Refugia tidak hanya diukur dari peningkatan hasil pertanian tetapi juga dari dampaknya terhadap keberlanjutan lingkungan. Dengan mengurangi penggunaan pestisida kimia dan meningkatkan biodiversitas, program ini membantu menciptakan sistem pertanian yang lebih sehat dan lebih ramah lingkungan. Keberhasilan ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak inisiatif serupa di berbagai daerah di Indonesia, memperluas penerapan metode pertanian berkelanjutan yang memanfaatkan tanaman cantik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun