Kendaraan sudah seperti pakaian sehari-hari bagi penggunanya, terutama kendaraan pribadi. Motor, mobil, truk, dan sepeda adalah kendaraan yang umum ditemui setiap hari. Penggunaan kendaraan dalam kehidupan sehari-hari membuatnya seperti cermin yang merefleksikan kepribadian penggunanya. Banyak artikel yang membahas tentang bagaimana cara berkendara merefleksikan kepribadian penggunanya, tapi pada artikel ini akan dibahas bagaimana lampu pada kendaraan menjadi refleksi diri penggunanya.
Salah satu bagian yang paling penting dalam kendaraan adalah lampu. Lampu pada kendaraan selain berfungsi untuk menerangi jalan agar terlihat saat berkendara juga berfungsi agar pengendara lain, terutama dari arah yang berlawanan tahu bahwa ada pengendara dari arah seberang sehingga dapat berhati-hati. Selain itu, lampu kendaraan sangat krusial pada momen-momen tertentu, seperti ketika sedang ada suatu urgensi biasanya lampu kendaraan dikedipkan agar pengendara di depannya memberi jalan, seperti pada ambulan. Karena pentingnya keberadaan lampu kendaraan ini, penting untuk segera memperbaiki atau menggantinya jika perlu, ketika lampu kendaraan rusak.
Berpikir Positif Vs Kesabaran Setipis Tisu
Ujian terbesar seorang pengendara adalah menahan diri untuk tetap sabar menghadapi setiap situasi saat berkendara, terutama ketika dalam perjalanan yang cukup jauh. Medan yang tidak mendukung, seperti jalanan berlubang, jalanan beraspal yang aspalnya meleleh, jalan berpasir, dan tipe jalan lainnya yang menguras kesabaran bukan satu-satunya musuh terbesar pengendara. Faktor lain yang menguras kesabaran saat berkendara adalah pengendara lainnya. Selain bagaimana pengendara lain mengendarai kendaraan mereka, faktor lain yang terkadang cukup untuk membuat beberapa helaan napas keluar dari mulut kita adalah penggunaan lampu pada kendaraan.
Banyaknya tipe kendaraan yang ada saat ini tentu menambah variasi lampu pada kendaraan dengan berbagai bentuk dan berbagai tingkat keterangan cahayanya. Belum lagi ditambah dengan lampu-lampu pada kendaraan yang dimodifikasi yang semakin menambah semarak variasi lampu-lampu pada kendaraan.
Gemerlap Warna-Warni
Beberapa motor dan mobil kadang lampu-lampunya diubah menjadi warna-warni, seperti biru, merah, hijau dan warna-warna lainnya yang terlihat mencolok dan berbeda, sedangkan pada truk biasanya selain lampu utama, di atasnya juga ditambah dengan lampu warna-warni kecil-kecil yang mengitarinya. Penggunaan lampu warna-warni tentu menyalahi aturan yang sudah berlaku yang secara hukum telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) 55 Tahun 2012 Pasal 3 Tentang Kendaraan dan dilanjut pada Pasal 106 tentang jenis-jenis lampu yang dilarang untuk dipasang. Selain karena pengunaan lampu kendaraan yang warna-warni ini tidak sesuai dengan fungsinya, penggunaan lampu tersebut dapat menyebabkan pengendara lain bingung atau terganggu sehingga memungkinkan adanya potensi kecelakaan.
Dekat Tapi Merasa Jauh
“Dekat tapi merasa jauh” mungkin adalah frasa yang tepat untuk menggambarkan pengendara yang selalu menyalakan lampu jauhnya walaupun sedang tidak di jalanan sepi yang minim penerangan. Fungsi lampu jauh atau high beam pada kendaraan adalah digunakan ketika melewati area yang penerangannya kurang dan tidak terlalu ramai sehingga sulit untuk melihat jalan, maka pengendara dapat menyalakan lampu jauh. Selain itu, lampu jauh dinyalakan ketika digunakan untuk memberikan informasi keberadaan pengendara, seperti saat ingin menyalip kendaraan di depannya, terutama ketika kendaraan yang ingin disalip adalah kendaraan yang lebih besar, contohnya pengendara motor ingin menyalip bus di depannya, maka pengendara motor tersebut dapat menggunakan lampu jauh. Selain kedua kegunaan tersebut, tidak ada urgensi lain untuk menggunakan lampu jauh.
Sayangnya, masih banyak pengendara yang tidak memahami fungsi lampu jauh dan terus menyalakannya setiap saat, terutama pada malam hari, meskipun jalan raya yang dilewati sudah cukup penerangan dan dalam keadaan ramai. Penggunaan lampu jauh yang tidak pada tempatnya ini tentu mengganggu pengendara lain, karena lampu jauh menyilaukan mata sehingga menjadi tidak fokus atau bahkan pusing yang berpotensi bahaya. Penggunaan lampu jauh oleh pengendara yang tidak memiliki urgensi dan tidak sesuai fungsinya merupakan suatu bentuk keegoisan.
Egoisme Puncak