Mohon tunggu...
Ajeng Nuridha
Ajeng Nuridha Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, FISHUM, Ilmu komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Hiburan Rakyat yang Tak Pernah Sepi

30 November 2013   22:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:28 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang memang senang dengan adanya hiburan. Salah satunya yang terjadi di Yogyakarta, di yogyakarta setiap tahunnya di adakan Sekaten atau pasar malam yang bertempat di alun-alun utara. Peringatan sekaten ini di adakan untuk memperingati hari ulang tahun Nabi Muhammad saw. Namun bukan soal sejarah yang bisa membuat hiburan malam ini tidak pernah sepi. Sekaten atau yang biasa orang menyebutnya Pasar Malem ini adalah salah satu hiburan malam yang sering menjadi tujuan para warga yogyakarta.

Sekaten ini diadakan selama kurang lebih satu bulan. Di sekaten itulah banyak sekali hiburan yang di suguhkan disana. Dari mulai wahana-wahana yang murah meriah serta terdapat toko-toko baju. Hampir setiap malamnya sekaten ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Dari mulai kalangan anak-anak hingga orang dewasa banyak yang senang datang ke sekaten tersebut.

Banyak sekali wahana di sekaten ini yang tidak pernah sepi juga dari pengunjung yang ingin mencoba. Ada beberapa wahana yang mungkin memang sudah biasa ada di acara-acara pasar malam di lain daerah yaitu Biang lala, kora-kora, bom-bom car, dan masih banyak lagi. Dengan membeli tiket kita sudah dapat mencoba dan menaikki wahana tersebut. Untuk biang lala yang ada di sekaten ini para pengunjung dapat membayar tiket seharga 7000 dan saat itu pengunjung dapat menaikki wahana tersebut. Namun di wahanan biang lala ini sebaiknya hanya untuk usia yang sudah agak dewasa. Dikarenakan wahana biang lala ini akan berputar secara cepat di saat-saat tertentu. Jadi untuk menaikkan anak-anak ke wahana ini sebaiknya tidak usah. Ada lagi wahana yang bernama kora-kora, seperti di Dufan, kora-kora disini juga berbentuk suatu kapal yang akan berayun naik dan turun dengan kecepatan tinggi. Di dalam kora-kora ini diisi sekitar 20 orang penumpang. Dan saat kora-kora sudah mulai berayun kencang pasti akan terdengar teriakan para penumpang yang merasa takut dengan wahana ini. Karena adanya terikan tersebut ada beberapa pengunjung yang hany melihat di bawah kora-kora tersebut sambil tertawa melihat jeritan-jeritan dari penumpang wahana tersebut.

1385825453398968375
1385825453398968375

Serta tak kalah ramenya, di Sekaten terdapat sekumpulan orang yang berjualan baju-baju bekas. Orang-orang yogyakarta sering menyebutnya “awul-awul”. Karena memang benar dinamakan awul-awul karena cara menaruh pakaian tersebut dengan cara ditumpuk-tumpuk serta di aduk-aduk tak rapi yang dalam bahasa jawanya adalah di awul-awul. Di sini di jual barang-barang bekas yang harganya sangat murah. Dari mulai 5.000-35.000 kita sudah dapat membeli baju atau barang-barang yang lain. Namun di toko ini tidak hanya seseorang yang berstatus tidak mampu, namun banyak sekali mahasiswa-mahasiswi atau anak-anak muda yogyakarta yang sering belanja di tempat ini, di karenakan saat kita bisa memilih baju yang masih dalam keadaan bagus ya pastinya akan mendapat yang layak. Tak jarang orang-orang harus berjam-jam untuk memilah-milah baju yang ditumpuk untuk mencari barang-barang yang masih bagus.

Sekaten yang buka sampai larut malam ini memang menjadi salahsatu hiburan yang paling ditunggu warga Yogyakarta, di karenakan hiburan yang hanya ada satu kali dalam setahun ini cukup menghibur. Dan juga tidak perlu membawa uang banyak saat berada ditempat ini karena memang harga-harga disini tidaklah terlalu mahal, bahkan terkesan murah. Tidak hanya warga jogja saja yang datang ke Sekaten ini, banyak sekali wistawan yang sedang berlibur ke jogja lalu mampir untuk menyaksikan hiburan rakyat warga yogyakarta ini.

sumber gambar :diazarhie.blogspot.com , traventer.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun