[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Google"][/caption]
Cerita sebelumnya Detektif Ari Conan sedang meminta penjelasan dari dr Ratri dan Ari Conan masih berasumsi bahwa ada motif balas dendam dalam kasus ini.
“Baik bu dokter, sekiranya cukuplah dulu pertanyaan dari saya.” Detektif Ari Conan pun pamit. “
Ari Conan masih belum bisa menemukan titik terang. Kembali ia buka laptopnya, membuka kembali postingan milik akun Dewi Manis. Ditelusurinya kata per kata karena ia takut kehilangan jejak.
Sampai akhirnya,
“Nah, ini yang saya cari!!” wajah Ari Conan mendadak sumringah. Entah dari mana ia mendapat wangsit jika Dewi Manis ini berada di Jakarta. Kesimpulan yang Ari Conan tarik bahwa Dewi Manis adalah rekan sejawat dr Anung oleh karena itu ia bisa menelanjangi dr Anung hingga kolor pun tak tersisa. Ia pun merasa bahwa ada kemiripan nasib antara dr Ratri dan Dewi Manis. Mereka sama – sama dijanjikan untuk di nikahi. Setelah itu detektif Ari Conan pun memutuskan untuk berangkat ke Jakarta. Dari tulisan Dewi Manis pula Ari Conan menyambangi RS. PMA Singapura.
“Permisi suster, apa ada nama dokter atau perawat disini yang bernama Dewi Manis Wulan Sari atau dr Anung Margentho?” Ari Conan langsung menembak suster jaga yang standby di bagian registrasi pasien.
“hmm, saya baru 3 bulan disini pak. Saya belum pernah mendengar nama tersebut.” Suster menjawab diserati anggukan suster di sebelahnya.
“oh baiklah. Terimakasih banyak informasinya.”
Ari Conan mulai hilang konsentrasi. Berarti ia harus semakin memutar otak bagaimana cara menemukan makhluk yang bernama Dewi Manis ini. “Maaf pak, ada yang bisa saya bantu?” sapa seorang pemuda yang memakai name tag bertuliskan “Reporter” itu sedikit mengejutkan.
“Kenalkan bung, nama saya Ari Conan. Saya hanya ingin mencari tahu tentang keberadaan seorang wanita yang bernama Dewi Manis Wulan Sari. Namun belum berjodoh nampaknya.”
“Sonny pak, maaf tadi kalau saya tidak salah dengar, bapak menanyakan keberadaan dr.Anung?”
“Iya, tepat sekali. Apa anda kenal?”
“Suster yang bapak tanya tadi itu angkatan baru pak, mereka kurang paham dokter – dokter senior siapa saja yang ada disini. Disini ada yang namanya dr Anung.”
“Ciri – cirinya bung?”
“Beliau keturunan India, usia sekitar 60 tahunan.”
Conan mengernyitkan kening, sepertinya dr Anung yang sedang di deskripsikan ciri – cirinya itu bukan dr Anung yang ia cari. Sampai akhirnya Sonny melanjutkan kalimatnya.
“Dulu beliau adalah mahasiswa fakultas kedokteran di sini pak, walaupun dokter namun ia cukup aktif dalam jaringan gank anak muda di Jakarta. Hanya saja mereka bukan gank sembarang gank. Ini gank unik. Semua anggotanya menyukai dunia jurnalistik. Dan satu lagi yang menjadi identitas mereka, seluruh anggotanya memiliki sebuah tattoo di punggung berbentuk pena berukir. Gank ini juga seringkali menuliskan propaganda – propaganda yang mendiskreditkan kampus – kampus yang memiliki jurusan kedokteran.”
“Dari mana anda mengetahui tentang ini bung Sonny?”
“Saya pernah meliput seminar sewaktu dr Anung menjadi salah seorang pembicara. Saya banyak bertanya kepada salah satu rekannya tentang siapakah dr Anung. Dan dia bercerita pada saya tentang ini semua.”
“Ok, sebentar ya bung Sonny.”
Ari Conan mengambil BB-nya yang sedari tadi dimasukkan dalam kantong menyan eh kantong celananya.
“Mar, coba check itu si Anung punya punggung. Ada tattonya atau nggak? Capek ini saya ngga ketemu – ketemu sama Dewi Miris eh Manis. Sekarang ya? Jangan pakai ketakutan.” Ari Conan mengirimkan BBM pada Qomar.
Walaupun Ari Conan belum mendapatkan jawaban dari Qomar namun sepertinya ia kembali menemukan titik terang baru. Hobi almarhum dr Anung yang menyukai blogging sesuai dengan ganknya yang menyukai dunia jurnalistik.
Setelah bertukar pin BB, Ari Conan pun pamit. Ia sudak tak sabar ingin menginvestigasi gank yang diberi nama Pena Pengukir Nasib (PPN) itu. Ada kemungkinan jika pelaku penembakan adalah salah satu dari anggota PPN atau mungkin pihak yang pernak tersakiti oleh Aning beserta gank PPN-nya. Apa Benar dugaan Ari Conan?
Dan dimana kah sebenarnya keberadaan Dewi Manis Wulan Sari??
Kita tunggu jawabannya di kisah selanjutnya…
Bersambung ... silahkan dilanjut ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H