Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Administrasi - Mamanya Toby & Orlee

Pekerja yang nggak punya kerjaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Perang FF] Oleh-Oleh Dari Malaysia

17 April 2012   05:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:31 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13346403611068246465

Garong si pedagang bakso kini tengah sukses meraup keuntungan dari usahanya. Ia pun memutuskan untuk berlibur ke Malaysia.

Karena ini kesempatan yang tak bisa disia – siakan, ia tak hanya berlibur kesana. Selain menikmati bermacam kuliner, belanja pakaian dan lain sebagainya, ia juga ikut les singkat belajar bahasa Malaysia selama seminggu.

Saat kembali ke tanah air, Garong mau pamer kebisaannya berbahasa Melayu, yang padahal masih belum dikatakan lulus.

Ia mulai mempraktikan pada kekasihnya Dik Minah.

“Sayang, antarkan aku yuk..”

“Kemana bang?”

“Membeli batang senang..”

“Hah? Batang senang? Maksudnya? Semacam alat getar yang dijual di toko – toko obat kuat? Gila kamu bang, kamu pikir aku butuh itu? atau kamu yang butuh?”

“Aduh..duhh.. kok jadi salah tanggap begini sih? Joystik maksud aku, di Malaysia sebutannya “batang senang” payah ah kamu.”

“Bodo amat. Kamu kurang ajar, plak!”

Dik Minah pun pergi meninggalkan Garong yang malah melongo setelah ditampar.

Setelah itu Garong pun berjalan lagi. Berniat membeli pulsa pada bunda Yeti si boss pulsa.

“Assalamualaikum bunda,,”

“Waalaikum salam.. wah om Garong udah pulang ya dari Malaysia? Mau kasih oleh – oleh ya? Mana sini?”

“Wah gak ada oleh – oleh bunda, saya mau kasih rezeki aja. Mau isi pulsa yang katanya iklan percuma berbual 30 menit, ada?”

“Dasar kurang ajar. Mana ada saya dagang pulsa yang berbual? Kalau kamu anggap itu berbual, ngapain kamu cari?”

Walah saya kok salah lagi sih? Itu bahasa Malaysia bunda. Artinya gratis bicara 30 menit.”

“Oh, tapi kok nggak enak gitu sebutannya?”

“Ya saya juga gak tahu.”

“Ya sudah, sini tulis nomornya.”

Setelah bertransaksi, om Garong pun melanjutkan perjalanannya.

Di tengah jalan si Garong bertemu ayah Edi Priyatna yang sudah berpakaian rapi.

“Selamat siang pak RW, mau kemana? Rapi sekali?” tanya Garong.

“Mau ke JCC nih om, si Ajen wisuda.” jawab ayah Edi dengan bangga.

“Wah hebat, gelarnya apa pak,,?” tanya Garong lagi.

“Dokter Ahli Jiwa.”

“Oh dokter gila,,,” Garong menjawab dengan santai.”

“APA KAMU BILANG?” ayah Edi terkejut dan mulai emosi.

“Iya, dokter gila kan?”

“Sontoloyo…kamu menghina anak saya ya Garong??!!”

“Kok menghina sih pak? Tadi bapak sendiri yang bilang begitu.”

“Saya bilang dokter ahli jiwa, bukan dokter gila.”

“Please deh pak RW, bapak ini jangan bisa bahasa Indonesia aja. Dokter Gila itu bahasa Malaysia yang artinya ya Dokter Ahli Jiwa itu..”

“Heh Garong, kamu itu jangan sok – sok’an. Tidak semua orang paham maksud kamu. kalau kamu pakai bahasa yang tidak dipahami orang, tidak semua orang bisa menerima. Apalagi yang bahasanya mirip – mirip dengan bahasa kita. Hampir saja kamu saya dorong ke jurang kalau kamu nggak sempat kasih penjelasan.”

“Ya udah pak, maaf deh. Titi Dije ya pak…”

“Ok Garong,,, capcuss cinn.”

“Lah parah, bahasa Malaysia Pak RW gak tahu, tapi bahasa banci kok paham banget ye?”

Dalam rangka melanjutkan perang FF Desa Rangkat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun