Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Administrasi - Mamanya Toby & Orlee

Pekerja yang nggak punya kerjaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Ada Kado Valentine Untuk Rakyat ?

13 Februari 2012   08:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:43 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1329122530737611821

[caption id="attachment_160896" align="aligncenter" width="425" caption="http://www.trulia.com"][/caption]

Valentine, sebuah perayaan kasih sayang yang mampu menyulap satu hari dengan cinta. Semua serba merah jambu. Serba romantis. Serba manis. Perayaan Valentine yang banyak mengandung pro dan kontra ini ternyata masih mampu dinikmati dan dirayakan. Lepas dari larangan dan fatwa – fatwa kecaman, Valentine masih tetap eksis di tanggal 14 Februari setiap tahunnya. Pernak pernik berbentuk hati, bucket mawar, cokelat, boneka, dan segenap bingkisan lain kerap kali dinantikan oleh mereka yang merayakan.

Valentine tak hanya dinikmati oleh mereka yang bercinta, bisa pula antara anak kepada orangtuanya, cucu pada kakek atau neneknya, bahkan antar teman. Intinya berbagi kasih sayang kepada mereka yang terkasih.

Jika kita melihat pada sudut yang berbeda. Negara ini banyak menyimpan hiruk pikuk antara masyarakat dengan pemerintah. Kebencian yang mendarah daging, ketidakpuasan akan sistem yang tengah dijalankan. Semua itu yang menciptakan pecah belahnya bangsa. Andai saja Valentine juga dirayakan oleh pemerintah, dan pemerintah mau membagikan kado Valentine pada rakyatnya, maka akan sangat manis bumi Indonesia ini. Bukankah rakyat juga orang – orang terkasih yang sudah memberikan suaranya untuk anda? Apa balasannya buat mereka?

Mungkin mereka tak berharap banyak, rakyat hanya inginkan pemerintahan di negeri tempat mereka tumbuh dan berkembang ini memberikan keadilan yang seadil – adilnya. Mungkin itu adalah kado Valentine terindah bagi bangsa ini. Walaupun pembuktiannya tak  bisa direalisasikan dalam waktu 1 x 24 jam. Tapi minimal gerakan yang mengarah kesana sudah terbentuk sejak Valentine tahun ini. Semoga saja, dengan kelembutan yang jujur (tak menyisipkan sesuatu yang miring) maka dengan serta merta rakyat akan mampu memahami betapa sulitnya mengurus bangsa yang berisikan koruptor serta para penjilat bertopeng cupid. Dan semoga rakyat pun tak lagi melakukan tindakan anarkis mereka saat melakukan protes massal.  Asalkan perubahan menuju kearah yang lebih baik perlahan dan pasti kelihatan bentuknya. Bukan omong kosong belaka apalagi janji – janji surga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun