Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Administrasi - Mamanya Toby & Orlee

Pekerja yang nggak punya kerjaan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Games Online Bisa Memicu Onani Anak

17 Juli 2012   06:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:53 4674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_188174" align="aligncenter" width="600" caption="http://www.blogher.com/sims-social-app-comes-facebook"][/caption]

Keberadaan dunia maya sudah sangat dekat dengan kita. Bahkan untuk anak – anak dirumah, dunia maya kini terasa lebih penting daripada dunia nyatanya. Di dunia maya anak bebas melakukan apapun. tinggal klik maka apapun yang dia mau bisa di dapatkan.

Tapi, seperti yang banyak dikeluhkan oleh para orangtua, dunia maya kadang memberikan banyak dampak buruk bagi anak – anak mereka. Anak – anak menjadi tidak kenal waktu, malas belajar, hingga malas bersosialisasi di dunia nyata. Semua sebab adanya dunia maya yang bisa di jangkau hanya dengan duduk, melihat monitor, dan klik sana – sini.

Salah satu program favorit anak yang ada di dunia maya adalah Games Online. Dimana mereka bisa bermain sambil berinteraksi dengan kawan – kawan di dunia mayanya.

Bermain games online bisa menghabiskan waktu berjam – jam. Karena biasanya mereka bermain sambil chat dengan lawan bermainnya.

Media sosial “Facebook” melengkapi dirinya dengan banyak permainan. Dimana permainan – permainan tersebut beragam jenisnya. Sejujurnya saya juga menyukai games online di Facebook, sehingga saya sedikit banyak paham permainan apa saja yang ada di sana.

Sekali waktu saya datang kerumah kakak sepupu karena sudah lama tidak ketemu. Namanya mbak Ida. Saat saya baru sampai mba Ida langsung curhat, Ia mengatakan bahwa anak laki – lakinya, sebut namanya Sandi. Sandi sering kedapatan onani di depan laptop dengan posisi menyala. Saat kedapatan melakukan onani Sandi kerap dipukul oleh mbak Ida, tapi Sandi seakan tidak jera.

Saya bertanya, apakah Sandi sedang membuka situs porno atau gambar – gambar perempuan sexy?? Mbak Ida mengatakan dengan tegas “TIDAK”. Saya pun bingung. Saya tanya lebih spesifik lagi, lantas situs apa yang Sandi buka. Ia menceritakan bahwa saat ia bertanya Sandi sedang apa? Si anak bilang main games facebook. Mba Ani percaya saja karena ia melihat sendiri, orang – orang seperti kartun tapi hampir sempurna seperti manusia. Melakukan aktifitas seperti manusia sungguhan. Ada rumah, ada tempat berendam, ada kamar mandi, ada aktifitas memasak dll.

Saya langsung paham dengan penjelasan mba Ida.

Jadi, ada salah satu games di facebook dimana kita seakan - akan melakukan aktifitas sehari – hari. Kita bisa tidur, makan, mandi, berganti pakaian, memasak, sampai melakukan hubungan sex (walau tampilannya hanya dua pasang kaki laki – laki dan perempuan di dalam selimut.  Dan saya langsung berfikir kearah hubungan sex tersebut. Sepertinya adrenalin Sandi untuk melakukan Onani di depan laptop itu terpacu karena melihat adegan tersebut. Karena memang saat beradegan melakukan hubungan sex itu diiringi suara desahan yang samar. Yang mungkin bisa memacu keinginan melakukan onani tersebut.

Kebetulan saat itu saya membawa laptop. Saya buka akun facebook saya. Saya menunjukkan pada mba Ida apakah permainan The S*ms yang ia maksud. Ternyata benar adanya. Ia mengatakan bahwa Sandi hampir setiap hari membuka permainan tersebut.

Saya pun memberikan penjelasan kepada mba Ida tentang permainan ini. Mba Ida pun akhirnya paham.

Tidak lama kemudian Sandi pulang sekolah. Seperti biasa, ia mencium tangan saya, lalu pamit ke kamarnya. Saya pun membiarkannya. Kurang lebih 10 menit, saya dan mba Ida mengintip Sandi di kamarnya. Yang kami lihat adalah Andi sudah membuka celananya sambil bermain The S*ms. Saya pun memberanikan diri mengetuk pintu kamar Sandi. Lantas saya meminta mba Ida meninggalkan kami berdua saja. Andi nampaknya terkejut. Ia langsung mengenakan celananya kembali. Berikut adalah percakapan kami.

Saya                : Lagi apa San?

Sandi               : Main games tante. (dengan wajah agak panik)

Saya                : The S*ms ya? Tante main juga tuh. tapi sudah jarang, malas, ada adegan porno hehhee (mencoba menyindir) Sandi suka apanya dari The S*ims?

Sandi               : Waktu ganti – ganti warna tembok, warna lantai.

Saya                : Cuma itu?

Sandi               : (setengah berfikir) sama adegan Whooa hehhehe

Saya                : Asik dong? Hahaha. Oh iya, Sandi tahu onani? (saya bertanya tanpa basa – basi lagi.)

Disitu Sandi diam saja. Saya pun memberi tahu keponakan saya itu bahwa sesungguhnya dalam agama apapun onani sangat dilarang. Dan untuk dampak kesehatan onani bisa menyebabkan resiko menderita kanker prostate di usia senja, bisa jadi sering melamun, tidur tidak nyenyak, dan itu bisa membuat prestasi disekolah menurun,.

Walaupun hampir semua yang pernah melakukan onani mengatakan itu nikmat tapi tidak satu pun peraturan yang membenarkan. Sandi mendengarkan kata – kata saya dengan cukup serius. Lalu saya meninggalkan dia sendiri di kamar.

Saya kembali ngobrol dengan mbak Ida, saya menceritakan apa yang terjadi tadi, tak lama kemudian saya melihat Sandi hendak keluar rumah. Dia pamit pada kami, ingin bermain futsal. Saya dan mbak Ida tersenyum melihat sikap Sandi. Dan sudah beberapa minggu ini Sandi jarang online. Ia kembali bermain bersama teman – teman di lingkungan rumahnya.

Ada baiknya sebagai orangtua, anda lebih peka terhadap permainan apa yang kerap dimainkan anak anda. Sebisa mungkin anda pun tahu dan bisa memainkannya. Tidak ada salahnya mencoba permainan online, selain sebagai hiburan juga bisa mendeteksi apakah itu termasuk jenis permainan yang aman bagi anak anda atau tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun