Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Administrasi - Mamanya Toby & Orlee

Pekerja yang nggak punya kerjaan

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[Fabel] Kado Natal dan Ilmu untuk Chi

20 Desember 2011   21:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:58 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan itu kini diselimuti salju. Warna putih dan merah mendominasi hampir seluruh muka rumah di daerah ini.

Dua anak rusa berlarian di atas tumpukan salju yang mulai rata dengan jalan. Sambil sesekali berhenti untuk saling berpelukkan mencari kehangatan. Chi dan Che namanya. Kakak beradik dari famili Cervidae ini sangat akrab. Mereka selalu bermain bersama karena usia mereka hanya terpaut 1 tahun.

“Chi, apakah kau akan menarik kereta paman Santa malam ini?”

“Tidak kak, aku malas. Malam ini sangat dingin. Lagipula buat apa kita menarik kereta paman jika tidak diberi upah?”

“Chi, jangan berkata begitu. Ingat tidak apa yang dulu pernah ibu katakan pada kita? Jangan pernah mengharapkan balasan untuk sebuah perbuatan baik?”

“ … ” Chi tak menjawab, ia hanya terdiam namun masih enggan mendengarkan nasihat kakaknya.

“Baiklah, mari kita pulang. Jika kau tidak mau ikut, kau jaga kandang kita saja ya. Disana masih ada cadangan ranting dan rumput.”

Mereka pun akhirnya berjalan perlahan, beriringan sambil bernyanyi – nyanyi kecil. Tak terasa mereka akhirnya sudah sampai di depan kandang. Nampak paman Santa sedang memasangkan lampu warna – warni di antara kayu – kayu yang terpaku.

“Hei Che – Chi, maaf aku mengejutkan kalian. Ini kubawakan lampu hiasan agar kandang kalian nampak cantik saat Natal nanti.

Wajah Che dan Chi berbinar. Air muka mereka menyiratkan betapa bahagianya ada yang peduli pada mereka. Setelah induk mereka mati pada Natal beberapa tahun lalu, kini mereka memiliki paman Santa yang begitu baik dan menyayangi mereka.

“Terimakasih paman. Aku dan Chi sangat senang.” Ucap Che sang kakak.

“Mari bantu aku, nampaknya aku agak kesulitan jika harus mengerjakannya sendiri. Maklum perutku sekarang sudah bertambah besar. Agak sulit jika harus membungkuk ha ha ha.” balas Paman Santa dengan tawanya yang renyah.

Waktu menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Paman Santa beserta Chi dan Che bergegas menyelesaikan pekerjaannya dan segera menyiapkan kereta salju untuk membagi – bagikan hadiah pada anak – anak kecil yang esok akan merayakan Natal.

“Apa kalian sudah siap?” tanya paman Santa.

“Siap paman !” jawab Che.

“Apa kau tak ikut Chi?” tanya paman Santa lagi.

“Tidak paman, aku menjaga kandang saja. Aku takut ada rusa kutub lain yang menginginkan simpanan makanan kami. Maklum Paman setelah ibu tak ada kami agak sulit mencari makan.” Jawab Chi agak ketus.

“Sudah paman, mari kita berangkat. Biar dia sendiri disini.” Balas Che kemudian.

Kereta pun di tarik perlahan oleh Che dan 7 ekor rusa lainnya. Semua bersemangat. Paman Santa yang duduk di atas kereta menghibur rusa – rusanya dengan nyanyian kidung natal yang ramai dan indah.

Berpindah dari satu rumah ke rumah yang lain. Mereka semua membagi – bagikan banyak kebahagiaan malam ini.

Sampai pada 2 kado terakhir.

“Paman, hendak kemana lagi kita antarkan sisa – sisa kado yang ada?” tanya Che.

“Pulang saja Che, aku lelah. Kalian pun nampak sangat kelelahan. Jangan sampai esok kita tidak bisa menikmati indahnya Natal bersama.”

“Baik paman..”

Dan kemudian kereta salju itu pun bergerak menuju arah pulang.

Sesampainya di rumah paman

“Paman, aku pulang dulu. Kasihan Chi sendirian di kandang.”

“Pulanglah Che, beristirahatlah. Aku pun ingin menikmati kasur hangatku di dalam.” Ujar paman Santa sambil menunjuk ke arah dalam rumahnya.”

Che pun berjalan pulang. Sampai di depan kandang ia melihat Chi sudah tertidur. Ada rasa kasihan terhadap saudaranya ini. Setelah meminum air yang di tampung di bak kayu samping kandang, Che pun mengambil posisi di samping Chi dan mereka tidur berdampingan.

*****

Pagi ini nampak cerah. Semua warga merayakan Natal yang indah. Iring-iringan musik melewati kandang Che dan Chi. Mereka nampak ikut bersuka cita.

“Kak, semalam aku menghabiskan sisa makanan kita. Maaf ya ?” ujar Chi.

“Tak apa chi. Untung hari ini ada sinar ultra violet. Memungkinkan kita menemukan makanan di padang putih ini.”

“Iya kak, yuk kita cari makanan. Aku lapar.”

Saat Che dan Chi hendak berangkat mencari makanan. Tiba – tiba Chi melihat ada sesuatu yang ganjil di bawah tumpukkan salju di sebuah pohon di samping kandang mereka.

Chi mendekatinya pelan – pelan. Dan ia menemukan sebuah kotak berisikan lumut, ranting kering dan rerumputan segar.

“Kakak, kemari sebentar. Lihat apa yang kutemukan!”

Che mendekati Chi penuh penasaran.

“Apa? Coba ku lihat!”

Che melongok ke dalam kotak kayu besar itu. Banyak makanan dan pastinya cukup untuk mereka berdua sampai akhir minggu ini. Che lalu mencari tahu siapa pemiliknya. Di dekat kotak tersebut ada tapak kaki berbentuk boots besar. Che langsung berfikir bahwa ini adalah pemberian paman Santa. Namun ia masih belum yakin. Sampai akhirnya ia menemukan sebuah surat yang sengaja di selipkan di antara timbunan rumput tersebut.

Untuk rusa – rusa tersayangku Che dan Chi ..

Ini kuhadiahkan sekotak besar makanan sebagai kado Natal untuk kalian. Terimakasih sudah membantuku membagi – bagikan kado kebahagiaan semalam. Kado yang tak kuantarkan sengaja ku sisihkan untuk kalian berdua. Semoga kalian tetap menjadi rusa – rusa yang baik sepanjang Natal yang akan kalian lalui. Selamat Natal ..

Salam hangat,, paman Santa …

Mata Chi berkaca - kaca. ia seakan merasa salah dengan sikapnya semalam. Dan Che melirik nakal pada adiknya. Pelajaran ini akan selalu membekas dalam ingatan Chi, bahwa ia tak boleh ragu untuk membantu orang lain. Karena dengan kita berbuat baik, maka akan ada balasan yang setimpal dari apa yang telah kita lakukan.

-------------------------------------EnD---------------------------------------

*Rusa, sambar, atau menjangan (Bahasa Inggris: deer) adalah hewan mamalia pemamah biak (ruminan) 
yang termasuk familia Cervidae. *Sinar UV membantu Rusa kutub menemukan makanan dan mendeteksi keberadaan pemangsa.. 

Image : Google

Merry Christmas 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun