Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Administrasi - Mamanya Toby & Orlee

Pekerja yang nggak punya kerjaan

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Sang Pemenang yang Berpulang

12 Desember 2014   02:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:29 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Era modern sekarang ini banyak hal yang dibuat dengan serba praktis, mungkin dikarenakan kesibukan masyarakat dunia yang saat ini terlihat lebih menguras banyak waktu. Termasuk dalam bermedia sosial. Para pengelola media sosial dalam hal ini saya menyebut Facebook sebagai media sosial terbesar saat ini banyak dimanfaatkan oleh para pemrakarsa lomba, kita sebut saja mereka Event Organizer (EO) , untuk memudahkan peserta ikut dalam event yang mereka buat.

Salah satunya lomba foto yang diperuntukkan bagi anak – anak. Mulai dari bayi usia 1-12 bulan. Hingga usia 1-10 tahun. Bagi para ibu yang memiliki kesibukkan lain diluar rumah tapi tetap ingin menampilkan kelucuan buah hatinya di depan banyak orang ini adalah alternatif yang bisa diikuti. Selain itu, ini akan menjadi cerita untuk buah hati saat mereka besar nanti saat mereka melihat ada piala – piala yang tersimpan rapi sejak mereka bayi. Caranya sangatlah mudah. Kita hanya diminta mengirimkan foto anak dalam bentuk soft copy ke wall / inbox Facebook si penyelenggara yang sesuai dengan tema lomba dan persayaratan lain yang mereka buat. Persyaratannya juga tidak terlalu sulit untuk di ikuti.

Saya sebagai ibu yang kini tengah mencari nafkah di kota lain dan harus berpisah dengan buah hati saya di Jakarta merasa dengan diadakannya lomba online ini memudahkan saya untuk mengikutsertakan dia pada lomba – lomba sejak kecil.

Ok, sebenarnya inti dari tulisan saya ini bukan ingin mempromosikan atau menawarkan ide untuk para pembaca agar ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Tapi saya ingin menceritakan tentang kebesaran hati seorang ibu. Ibu yang pastinya sangat mencintai buah hatinya. Akan saya lanjutkan kembali tulisan ini.

Beberapa hari lalu saya mendapakan kiriman dari salah satu penyelenggara lomba foto anak tersebut. Dia mengundang saya untuk mengikuti event yang ia selenggarakan. Deadline-nya 1 hari setelah info itu saya dapatkan. Dalam kiriman itu si penyelenggara juga memberikan “note” yang berisikan persyaratan yang harus dipenuhi. Saya pun membaca terlebih dahulu sebelum saya memutuskan untuk mengikutsertakan anak saya. Kebetulan saya punya banyak waktu untuk memilih foto anak saya yang sesuai dengan tema. Akhirnya satu foto saya pilih. Saya kirimkan ke inbox FB pihak penyelenggara, lengkap dengan data diri anak saya. Tdak ada biaya pendaftaran disini. Biaya tersebut akan muncul hanya jika anak kita terpilih menjadi pemenang. Lomba ini memang kelihatan tidak bonafid juga tidak memiliki nilai komersial. Penyelenggaranya juga mungkin hanya sekumpulan orang yang berinisiatif membuat sebuah event seru – seruan. Tapi tak masalah buat saya, intinya hanya saya senang saja mengikutsertakan anak laki – laki saya dalam lomba – lomba tersebut.

[caption id="attachment_340745" align="aligncenter" width="604" caption="Toby - anak laki - laki saya"][/caption] [caption id="attachment_340746" align="aligncenter" width="604" caption="TOBY"]

14183015311565654152
14183015311565654152
[/caption]

Akhirnya hari ini saya mendapat pemberitahuan dari pihak penyelenggara bahwa anak saya terpilih menjadi salah satu pemenang dari 184 peserta yang ikut mendaftarkan diri. Kemudian saya diminta mengirimkan alamat rumah dan akan diinfokan biaya yang harus saya bayar. Sambil menunggu inbox balasan, saya iseng membuka – buka wall / dinding akun Facebook si penyelenggara tersebut. Ternyata EO ini sudah puluhan kali membuat lomba serupa tapi dengan tema yang berlainan. Iseng – iseng saya buka foto – foto para pemenang, ini juga salah satu hiburan bagi saya karena wajah anak – anak itu sangat lucu dan tidak membosankan untuk dilihat. Tiba – tiba di salah satu foto pemenang event sebelum ini. Sekitar bulan November. Seorang anak laki – laki kira – kira berusia seumur dengan anak saya 9-10 bulan. Saya melihat ada komentar dibawah foto tersebut, “saya meminta maaf, karena saya tidak bisa menerima kemenangan anak saya ini. Karena anak saya sudah ngga ada.”

Mendadak rasa ingin tahu alias kepo itu menyergap. Saya klik foto orang yang memberikan komentar tersebut. Kami tidak berteman tapi kebetulan wall Facebook-nya tidak di private.

Ada sebuah kiriman di dinding ibu tersebut, sebuah ucapan dari (mungkin) kerabatnya yang memberikan support kepada ibu tersebut untuk lebih bersabar atas kepergian ananda.

1418300634486477778
1418300634486477778

Entah bagaimana perasaan saya tadi membaca ini. Saya bisa merasakan sedihnya perasaan ibu tersebut. Dilihat dari tanggal penyelenggaraan event tersebut dan kiriman ke wall oleh kerabatnya itu hanya berselang beberapa hari saja.

Mungkin saat foto anak tersebut diikutsertakan dalam lomba, anak itu masih hidup. Dan sesungguhnya kemenangannya itu adalah kado dari Tuhan sebagai pengobat sedihnya. Tapi, apapun dan bagaimanapun kejadiannya, sebagai seorang perempuan yang memiliki seorang anak juga, saya bisa merasakan kepedihan beliau. Saya yang hanya bekerja diluar kota saja rasanya sulit berpisah seperti ini apalagi yang benar – benar ditinggalkan oleh buah hati untuk selamanya.

Banyak ilmu yang saya dapatkan dalam kisah ini. Salah satunya adalah walaupun dalam kondisinya yang pasti masih sangat sedih dengan kepergian anaknya, tapi dia mau berbesar hati menginformasikan kepada pihak EO bahwa anaknya sudah meninggal dunia. Walaupun di foto tersebut tidak ada jawaban dari pihak EO, pasti via inbox pihak EO meminta penjelasan rinci mengenai hal ini.

Untuk si ibu yang enggan saya sebutkan namanya disini, walaupun saat ini ananda sudah tidak lagi bersama ibu dan suami, tapi saya yakin akan ada kebahagiaan lain yang Tuhan persiapkan untuk kalian. Ananda sudah tenang disisi Sang Maha. Terkadang hidup tidak sesuai dengan rencana, tapi Tuhan tahu mana yang harus diambil dari kita, dan diberikan pada kita. Ikhlaskan, biarkan ananda tersenyum bersama malaikat – malaikat di surga.

Salam Sayang,

ALA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun