Mohon tunggu...
Ajeng Lailatun Nisyiyah
Ajeng Lailatun Nisyiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi membaca buku dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KKN Psikologi UNS: Mahasiswa Kenalkan Inovasi Terbaru Untuk Tingkatkan Mental Well-Being Remaja Di Surakarta

13 Desember 2024   01:11 Diperbarui: 13 Desember 2024   01:47 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
“Journaling for Inner Peace: Sehatkan Jiwa, Bijak dengan Gadget! (Sumber: Pribadi)

Kesehatan mental remaja merupakan salah satu isu yang perlu mendapatkan perhatian khusus, mengingat masa remaja adalah periode penting dalam pembentukan identitas dan stabilitas emosi pada individu. Banyaknya tantangan remaja di era digital, termasuk kecanduan internet dapat mempengaruhi kondisi mental well-being remaja. Terlebih lagi, kondisi akan semakin mengkhawatirkan bila adanya tekanan dari akademik dan lingkungan. 

Masalah kecanduan internet, seperti penggunaan media sosial dan gaming yang berlebihan dan tanpa batas dapat menyebabkan gangguan pola tidur, isolasi sosial, dan rendahnya rasa percaya diri pada remaja. Kondisi ini membuat remaja sulit menemukan keseimbangan emosional dan membangun kebiasaan sehat yang mendukung mental well-being mereka. Di Surakarta sendiri, penelitian menunjukkan bahwa 73,5% remajanya menggunakan internet lebih dari 4 jam per hari. Dimana penggunaan internet lebih dari 4 jam per hari merupakan salah satu ciri kecanduan internet (Mareta dkk., 2020).

Sebagai upaya dalam rangka meningkatkan mental well-being remaja, Mahasiswa Psikologi Universitas Sebelas Maret melaksanakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Riset dengan mengenalkan inovasi terbaru berupa penggunaan aplikasi Daylio dan pelatihan peer counseling. Peserta dari program ini adalah siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta dengan jumlah 40 siswa. Program untuk meningkatkan mental well-being ini diselenggarakan pada tanggal 3 sampai dengan 24 Oktober 2024 dengan 4 kali pertemuan dalam satu minggunya. Kegiatan ini dilaksanakan oleh empat mahasiswa, yaitu Ajeng Lailatun Nisyiyah, Alifa Fatha Khofifa, Lulu Hanavia Firdaus, dan Salsabila Nozul Nathaneila.

Pelatihan dilakukan dengan menggunakan literasi digital dan peer counseling. Literasi digital digunakan untuk mencegah penyalahgunaan media digital sehingga remaja terhindar dari hal-hal negatif yang dapat menurunkan well-being mereka. Bentuk literasi digital yang digunakan yaitu dengan penggunaan aplikasi Daylio. Aplikasi ini merupakan aplikasi untuk journaling yang memiliki tiga prinsip yaitu mencapai kebahagiaan dan pengembangan diri dengan memperhatikan aktivitas sehari-hari, memvalidasi perasaan, dan membentuk kebiasaan baru yang produktif. Journaling sendiri diketahui dapat meningkatkan psychological well-being, (Sarasvati, 2023). Faktor lain yang dapat meningkatkan well-being yaitu social support. Social support dapat diperoleh dari keluarga, teman, guru, dan lain-lain. Salah satu bentuk social support yang dapat dilakukan oleh remaja yaitu peer counseling dengan tujuan untuk memberikan dukungan emosional, membantu menyelesaikan masalah, dan meningkatkan keterampilan komunikasi antara teman sebaya. Berikut contoh tampilan dari aplikaso Daylio.

Tampilan Aplikasi Daylio (Sumber: Pribadi)
Tampilan Aplikasi Daylio (Sumber: Pribadi)
Program pelatihan hari pertama dilaksanakan di hari Kamis, 3 Oktober 2024. Pada hari tersebut, kegiatan diawali dengan pembukaan, dilanjutkan dengan pengisian pre-test, penyampaian materi mental well-being dan literasi digital, serta pelatihan penggunaan aplikasi Daylio oleh mahasiswa. Tujuan dari sesi ini adalah yaitu mengukur pengetahuan awal peserta dengan pengisian pre-test, dan meningkatkan pemahaman peserta tentang mental well-being dan literasi digital serta membekali peserta dengan keterampilan praktis menggunakan aplikasi Daylio. 

Program pelatihan hari kedua dilaksanakan di hari Kamis, 10 Oktober 2024, diawali dengan pembukaan lalu dilanjutkan dengan penyampaian materi peer counseling. Adapun materi yang disampaikan yaitu definisi konseling, definisi peer counseling, perbedaan peer counseling dengan curhat seperti biasa, bagaimana peran antara konseli dan konselor, manfaat konseling dengan teman sebaya, etika dalam proses konseling, hal yang harus dihindari oleh konselor, dan keterampilan dasar konseling. Penelitian yang dilakukan oleh Astiti (2019) menemukan bahwa peer counseling terbukti efektif untuk digunakan dalam menuntaskan permasalahan siswa. Setelah itu dilanjutkan pemutaran video discussion counseling, dilanjutkan diskusi dan tanya jawab terkait video discussion counseling. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkuat pemahaman peserta tentang peer counseling, selanjutya memberikan gambaran praktis tentang proses konseling melalui pemutaran video discussion counseling, meningkatkan keterampilan analisis dan refleksi peserta dengan mengadakan diskusi dan sesi tanya jawab terkait video yang diputar.

Penyampaian Materi (Sumber: Pribadi)
Penyampaian Materi (Sumber: Pribadi)
Program pelatihan hari ketiga dilaksanakan di hari Kamis, 17 Oktober 2024, diawali dengan pembukaan lalu dilanjutkan dengan penyampain materi dan teknis roleplay, serta melakukan roleplay peer counseling, dan diakhiri dengan kegiatan FGD.  Roleplay merupakan suatu metode bimbingan dan konseling kelompok yang dilakukan secara sadar dan diskusi tentang peran dalam kelompok. Kegiatan tersebut bertujuan untuk melatih kemampuan peserta dalam menjalankan peran sebagai konselor sebaya melalui kegiatan roleplay peer counseling. Selain itu, untuk meningkatkan pemahaman peserta dilakukan sesi refleksi dan evaluasi bersama melalui Focus Group Discussion (FGD) sebagai upaya untuk menemukan jawaban dan saling membantu dalam mengatasi permasalahan yang timbul dari penggunaan internet atau media sosial antar peserta kegiatan.

Penyampaian  Materi (Sumber: Pribadi)
Penyampaian  Materi (Sumber: Pribadi)

Program pelatihan hari keempat atau terakhir dilaksanakan di hari kamis, 24 Oktober 2024, diawali dengan pembukaan lalu dilanjutkan dengan pengisian post-test, pengisian lembar evaluasi keberjalanan KKN, dan diakhiri dengan peserta mengumpulkan hasil pengisian aplikasi Daylio. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengukur hasil pelatihan melalui pengisian post-test untuk mengetahui peningkatan mental well-being peserta. Evaluasi dilakukan mahasiswa pada pelaksanaan program KKN untuk menilai keberhasilan, tantangan, dan peluang perbaikan di masa depan. Selain itu, mahasiswa juga memberikan poster edukasi kepada guru untuk dipasang di tempat yang dapat dilihat oleh banyak siswa lain di lingkungan sekolah. Poster tersebut berisikan materi terkait kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu pentingnya meningkatkan mental well-being, peer counseling, dan journaling menggunakan aplikasi Daylio. Pemberian poster ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk para siswa lain sehingga program ini dapat menjangkau banyak remaja diluar peserta kegiatan sebagai upaya untuk membantu meningkatkan kesadaran remaja terhadap isu kesehatan mental di era digital.

Pemberian Poster (Sumber: Pribadi)
Pemberian Poster (Sumber: Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun