Kesehatan mental remaja merupakan salah satu isu yang perlu mendapatkan perhatian khusus, mengingat masa remaja adalah periode penting dalam pembentukan identitas dan stabilitas emosi pada individu. Banyaknya tantangan remaja di era digital, termasuk kecanduan internet dapat mempengaruhi kondisi mental well-being remaja. Terlebih lagi, kondisi akan semakin mengkhawatirkan bila adanya tekanan dari akademik dan lingkungan.Â
Masalah kecanduan internet, seperti penggunaan media sosial dan gaming yang berlebihan dan tanpa batas dapat menyebabkan gangguan pola tidur, isolasi sosial, dan rendahnya rasa percaya diri pada remaja. Kondisi ini membuat remaja sulit menemukan keseimbangan emosional dan membangun kebiasaan sehat yang mendukung mental well-being mereka. Di Surakarta sendiri, penelitian menunjukkan bahwa 73,5% remajanya menggunakan internet lebih dari 4 jam per hari. Dimana penggunaan internet lebih dari 4 jam per hari merupakan salah satu ciri kecanduan internet (Mareta dkk., 2020).
Sebagai upaya dalam rangka meningkatkan mental well-being remaja, Mahasiswa Psikologi Universitas Sebelas Maret melaksanakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Riset dengan mengenalkan inovasi terbaru berupa penggunaan aplikasi Daylio dan pelatihan peer counseling. Peserta dari program ini adalah siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta dengan jumlah 40 siswa. Program untuk meningkatkan mental well-being ini diselenggarakan pada tanggal 3 sampai dengan 24 Oktober 2024 dengan 4 kali pertemuan dalam satu minggunya. Kegiatan ini dilaksanakan oleh empat mahasiswa, yaitu Ajeng Lailatun Nisyiyah, Alifa Fatha Khofifa, Lulu Hanavia Firdaus, dan Salsabila Nozul Nathaneila.
Pelatihan dilakukan dengan menggunakan literasi digital dan peer counseling. Literasi digital digunakan untuk mencegah penyalahgunaan media digital sehingga remaja terhindar dari hal-hal negatif yang dapat menurunkan well-being mereka. Bentuk literasi digital yang digunakan yaitu dengan penggunaan aplikasi Daylio. Aplikasi ini merupakan aplikasi untuk journaling yang memiliki tiga prinsip yaitu mencapai kebahagiaan dan pengembangan diri dengan memperhatikan aktivitas sehari-hari, memvalidasi perasaan, dan membentuk kebiasaan baru yang produktif. Journaling sendiri diketahui dapat meningkatkan psychological well-being, (Sarasvati, 2023). Faktor lain yang dapat meningkatkan well-being yaitu social support. Social support dapat diperoleh dari keluarga, teman, guru, dan lain-lain. Salah satu bentuk social support yang dapat dilakukan oleh remaja yaitu peer counseling dengan tujuan untuk memberikan dukungan emosional, membantu menyelesaikan masalah, dan meningkatkan keterampilan komunikasi antara teman sebaya. Berikut contoh tampilan dari aplikaso Daylio.
Program pelatihan hari kedua dilaksanakan di hari Kamis, 10 Oktober 2024, diawali dengan pembukaan lalu dilanjutkan dengan penyampaian materi peer counseling. Adapun materi yang disampaikan yaitu definisi konseling, definisi peer counseling, perbedaan peer counseling dengan curhat seperti biasa, bagaimana peran antara konseli dan konselor, manfaat konseling dengan teman sebaya, etika dalam proses konseling, hal yang harus dihindari oleh konselor, dan keterampilan dasar konseling. Penelitian yang dilakukan oleh Astiti (2019) menemukan bahwa peer counseling terbukti efektif untuk digunakan dalam menuntaskan permasalahan siswa. Setelah itu dilanjutkan pemutaran video discussion counseling, dilanjutkan diskusi dan tanya jawab terkait video discussion counseling. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkuat pemahaman peserta tentang peer counseling, selanjutya memberikan gambaran praktis tentang proses konseling melalui pemutaran video discussion counseling, meningkatkan keterampilan analisis dan refleksi peserta dengan mengadakan diskusi dan sesi tanya jawab terkait video yang diputar.
Program pelatihan hari keempat atau terakhir dilaksanakan di hari kamis, 24 Oktober 2024, diawali dengan pembukaan lalu dilanjutkan dengan pengisian post-test, pengisian lembar evaluasi keberjalanan KKN, dan diakhiri dengan peserta mengumpulkan hasil pengisian aplikasi Daylio. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengukur hasil pelatihan melalui pengisian post-test untuk mengetahui peningkatan mental well-being peserta. Evaluasi dilakukan mahasiswa pada pelaksanaan program KKN untuk menilai keberhasilan, tantangan, dan peluang perbaikan di masa depan. Selain itu, mahasiswa juga memberikan poster edukasi kepada guru untuk dipasang di tempat yang dapat dilihat oleh banyak siswa lain di lingkungan sekolah. Poster tersebut berisikan materi terkait kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu pentingnya meningkatkan mental well-being, peer counseling, dan journaling menggunakan aplikasi Daylio. Pemberian poster ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk para siswa lain sehingga program ini dapat menjangkau banyak remaja diluar peserta kegiatan sebagai upaya untuk membantu meningkatkan kesadaran remaja terhadap isu kesehatan mental di era digital.