Mohon tunggu...
Ajeng Kania
Ajeng Kania Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Guru di SD yang sedang asyik menemani bayi mungilnya

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menjadi Periset Kecil dengan Anak Ayam

1 Oktober 2010   08:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:48 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_282799" align="alignleft" width="300" caption="Putriku rajin memberi pakan anak ayam"][/caption] Hari Minggu kemarin, saya menyempatkan diri berjalan bersama suami dan anak-anak pergi ke pasar "gembrong" yang cuma ada  di hari Minggu pagi.  Pasar dadakan ini mengambil tempat di Kompleks Bumi Harapan desa Cibiru Hilir, Kec. Cileunyi Kab, Bandung. Cukup berjalan kaki. Sembari menggerakan otot kaki, bisa sekaligus refreshing. Pasar tumpah telah menjadi hiburan bagi masyarakat kecil sekaligus  jadi magnet ekonomi berpotensi.  Soalnya pengunjungnya tumpah ruah.  Mengambil lokasi di kompleks perumahan, cukup baik, tidak mengakibatkan macet seperti terjadi di Gasibu atau Samsat Bersama, Kircon.  Tinggal koordinasi dengan pengurus setempat perihal kebersihan dan keamanan, wah bikin segar juga... Teh Nana, putriku merengek minta dibelikan ayam kecil.  hemh, gimana ngurusnya, ga ada tempatnya, pikirku. Lha wong makan aja masih disuapin. Gimana mo ngurus ayam. Karena kasihan melihatnya akhirnya dibelikan dua ekor. Ternyata putriku "bertanggung jawab" atas peliharaannya. Setiap pagi sebelum sekolah dan sesudah sekolah, selalu memberi makan dan minum. Oleh ayah dibantu mengganti koran bekas yang kotor dengan yang baru.  Jadi ada kerjaan nich... Ada hal yang membuat saya disadarkan oleh putriku.  Dengan telaten putriku merawat piaraannya. Ia bahkan menimbang anak ayam dengan timbangan kue dan seperti anak dewasa, mencatatnya. "Maah, sudah naik yang satu jadi 150 gram dan yang satu 170 gram, liattt dari kucatat lima hari lalu," katanya melonjak kegirangan. "Ohhh, bagus" kataku seraya menjanjikan untuk membeli dua ekor anak ayam lagi dengan syarat dirawat. [caption id="attachment_275404" align="alignleft" width="247" caption="Memelihara anak ayam, makan aja masih disuapin..."][/caption] Saya jadi teringat, kegiatan mengamati, menimbang dan memberi makan dan minum serta mencatat dengan teliti adalah sebuah proses penelitian untuk melihat respon pertumbuhan suatu sampel terhadap makanan dikonsumsinya. Proses ini biasa dikerjakan oleh mahasiswa dan dosen tentunya dengan rancangan percobaan yang memenuhi kriteria, seperti: tingkat kesamaan sampel dan pengulangan agar hasilnya bukan keberuntungan belaka. Kegiatan mencatat setiap kegiatan, adalah hal positif untuk tertib administrasi dan dokumentasi. Bila dulu sering mencatat di buku harian, sekarang warga menulis di blog online.  Kegiatan tampak sepele itu menyadarkan saya betapa menulis (mencatat) perkembangan sesuatu itu hal penting. "Wah, kau sudah jadi periset kecil putriku," Salam blogger,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun