Mohon tunggu...
Ajeng Kania
Ajeng Kania Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Guru di SD yang sedang asyik menemani bayi mungilnya

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Jangan Racuni Buah Hati Kami!

22 Oktober 2010   00:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:13 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_298599" align="alignleft" width="223" caption="Kantin Sekolah jangan menyediakan rokok, makanan beralkohol, berkimia dan kadaluarsa (www.beritajakarta.com)"][/caption] Anak tumbuh-kembang sehat dan cerdas dambaan keluarga.  Adalah hal lumrah, bila orang tua dengan senang hati selalu memberi "uang jajan" kepada anaknya setiap hari. Jajanan di sekolah, semestinya dapat "mengganjal" rasa lapar dan haus selama di sekolah. Dengan asupan nutrisi, anak-anak di sekolah  pun mendapat tambahan energi sehingga berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar (KBM). Karena fungsi tersebut, asupan makanan berperan penting terhadap pertumbuhan dan prestasi belajar anak sekolah.  Tetapi kini, jajanan anak  terkontaminasi zat berbahaya dapat menjadi racun, akibat akumulasi zat kimia berbahaya. Seperti banyak diberitakan koran juga  tayangan investigasi di televisi, jajanan anak, seperti jenis mie, otak-otak, sirop, agar-agar, dan lain-lain demi warna terang kinclong, lebih awet dan kenyal, dan gurih suka dicampur zat-zat berbahaya seperti penambahan formalin, borax,  pewarna berrhodamin B atau MSG. Dampak pendeknya membuat anak merasa pusing dan mual. Celakanya, bahan-bahan ini bila terakumulasi pada tubuh dan bersifat karsinogenik memicu bahaya laten kanker dan tumor pada organ tubuh manusia. Efek karsinogenik juga ditimbulkan dari penggunaan minyak goreng bekas (jelantah) dipakai berkali-kali. Peningkatan perhatian kesehatan anak usia sekolah ini merupakan faktor penting dalam menciptakan peserta didik yang sehat, cerdas dan unggul. Kalo dibiarkan generasi muda kita bakal memanggul risiko masalah kesehatan serius di masa depan. Untuk mengurangi dampak buruk, perlu dilakukan usaha promosi keamanan pangan baik kepada pihak sekolah, guru, orang tua, murid, dan  pedagang serta instansi berwenang, seperti: Di sekolah

  • Pihak sekolah diharapkan dapat menggiatkan kembali unit berbasis kesehatan, semisal UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), PMR atau dokter kecil.
  • Pemberdayaan kantin sekolah sebagai parameter sekaligus pembelajaran dalam menyajikan jajanan bersih, sehat, dan bergizi. Dengan demikian, di kantin sekolah tidak dijumpai rokok, makanan kadaluarsa atau beralkohol, juga mengandung bahan berbahaya.
  • Jika memungkinkan, pihak sekolah berkoordinasi dengan orang tua mengupayakan pemberian makanan (snack) selama di sekolah. Di bawah konsultasi dokter sekolah, langkah ini lebih menjamin aspek keamanan dan efesien dibanding anak jajan sembarangan di luar sekolah.
  • Guru mendapat memberikan penanaman nilai-nilai tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari melalui pelajaran yang diampu. Nilai-nilai itu mencakup memelihara kebersihan diri dan lingkungan, pola makan sehat, risiko bahaya jajan sembarangan, dan sebagainya. Siswa akhirnya memahami aspek higienis dan komposisi gizi serta  membedakan batas kadaluarsa produk makanan.

Orang tua

  • Adapun orang tua sebaiknya membiasakan memberi sarapan pagi sebelum ke sekolah. Sarapan pagi bagi anak usia sekolah sangat penting, karena waktu sekolah banyak aktivitas memerlukan stamina dan konsentrasi penuh, tentu membutuhkan energi dan kalori yang cukup.
  • Anak-anak dapat pula dibekali makanan dari rumah. Ini lebih baik daripada selalu was was mengkhawatirkan tentang jajanan apa dikonsumsi anaknya hari itu.

Pemerintah

  • Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) seyogianya secara berkala melakukan sosialisasi, monitoring dan melakukan uji sampel terhadap jajanan anak di sekolah.
  • Sosialisasi ini dapat memberi sejumlah informasi bagi para pedagang tentang bahan pangan yang higienis, pemrosesan hingga pengemasan,termasuk pengetahuan tentang bahan kimia dilarang bagi pangan dan dampak pengunaannya serta sanksi hukumnya.

Pedagang Jadilah pedagang yang baik dan jujur deh ...  dengan membuat penganan yang bersih, sehat, bergizi dan halal serta harga terjangkau hehe..... Tolong, Jangan racuni buah hati kami! (**)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun